Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Israel dan Sekjen PBB Antonio Guterres berseteru akibat perang di Gaza. Guterres sampai diminta untuk mundur.
ADVERTISEMENT
Perseteruan terjadi pada sidang PBB di New York pada Selasa (24/10). Guterres pada pertemuan itu menuduh terjadi pelanggaran hukum internasional di Gaza. Dia meminta agar gencatan senjata segera terwujud usai Israel menggempur Gaza yang dikuasai.
Saat membuka pertemuan, Guterres mengatakan tidak ada alasan bagi Hamas melakukan kekerasan pada 7 Oktober 2023. Saat itu Hamas menyerang Israel yang berujung pecahnya perang antar kedua pihak.
Meski mengecam serangan Hamas, Guterres menolak adanya hukuman kolektif terhadap warga Palestina.
"Saya sangat prihatin dengan pelanggaran hukum internasional yang kami lihat di Gaza. Biar saya perjelas: tidak ada kelompok bersenjata di atas hukum internasional," ucap Guterres seperti dikutip dari AFP.
Ia kemudian menegaskan, serangan Hamas tidak terjadi pada ruang hampa. Sebab, rakyat Palestina sudah menderita akibat pendudukan selama 56 tahun.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Guterres ternyata membuat Menlu Israel Eli Cohen naik pitam. Dengan suara keras Cohen mengingatkan Guterres mengenai warganya yang menjadi korban jiwa serangan Hamas.
"Bapak Sekretaris Jenderal, di dunia seperti apa Anda hidup?"
Pernyataan lebih keras disampaikan Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan. Lewat X dia meminta Guterres mundur.
Perang antara Hamas dan Israel yang terjadi hampir tiga pekan juga menyebabkan setidaknya 5 ribu warga Gaza kehilangan nyawa. Mayoritas warga Gaza kehilangan nyawa adalah warga sipil.
Israel pun telah menolak seruan gencatan senjata. Didukung oleh AS, Israel menegaskan gencatan senjata hanya menguntungkan Hamas.