Jabat Kepala BIN, Herindra Diminta Atasi Teror Siber hingga Perbaiki Organisasi

16 Oktober 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Muhammad Herindra. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Muhammad Herindra. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komisi I DPR bakal menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra pada Rabu (16/10) ini. Herindra diajukan Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan.
ADVERTISEMENT
Walau diajukan Jokowi, sedianya Herindra sudah direstui oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. Herindra telah bertemu Prabowo di Kertanegara, Jaksel, pada Senin (14/10) malam. Herindra adalah Wakil Menteri Pertahanan dan sudah mengenal Prabowo sejak berkarier di Kopassus selama puluhan tahun.
Pengamat Intelijen, Ridlwan Habib, menyatakan jika disetujui DPR, Herindra bakal menjadi Kepala BIN pertama yang diusulkan di masa transisi sebelum pergantian presiden baru.
"Ini menyimbolkan keberlanjutan dan komunikasi intensif antara Jokowi dan Presiden Prabowo, karena pengguna kepala BIN Herindra nanti adalah Prabowo, tapi uniknya diusulkan dengan surat Presiden Jokowi," ujar Ridlwan dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu (16/10).
Wamenhan Muhammad Herindra menjadi pembicara dalam seminar pertahanan dan keamanan nasional 2021 di Kementerian Pertahanan. Foto: Humas Kemenhan
Ridlwan menyebut, Herindra akan menghadapi 4 tantangan sebagai Kepala BIN yang baru. "Pertama, penataan organisasi BIN yang lebih profesional dan kembali pada jati diri intelijen, senyap tapi berhasil," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ridlwan, penggunaan seragam dengan logo BIN dan nama anggota dirasa kurang tepat.
"Sebaiknya intelijen jangan pakai identitas seragam," kata Ridlwan.
Tantangan kedua, lanjut Ridlwan, yakni dinamika ancaman dalam negeri yang dinamis. "Ancaman terorisme, termasuk terorisme siber makin berkembang, ini harus menjadi atensi," ujar Ridlwan yang juga Tenaga Ahli Utama KSP itu.
Pengamat Terorisme UI Ridlwan Habib. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Selanjutnya, tantangan yang menanti Herindra ialah situasi geopolitik yang makin memanas. Seperti konflik Israel dengan negara-negara sekitarnya yakni Palestina dan Lebanon membuat peta politik ancaman makin beragam.
Selain itu, ada ketegangan di Selat Taiwan antara China dengan Taiwan juga berpengaruh bagi Indonesia. Sehingga kantor-kantor perwakilan BIN di luar negeri perlu diperbanyak dengan dukungan agen-agen profesional.
ADVERTISEMENT
Adapun tantangan terakhir yakni menyiapkan kader-kader muda intelijen yang profesional dan ahli.
"Kurikulum STIN dan kualitas diklat bisa diperbarui dengan bahan ajar yang lebih up to date, dan melakukan seleksi siswa berprestasi dari seluruh Indonesia," tutupnya.