Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (10/4), pemakaman RS Bethesda, Mrican, Depok, Kabupaten Sleman, DIY dipenuhi puluhan orang. Mereka berkumpul dan membersihkan makam-makam di situ. Tak ada sekat di antara mereka dari warga, aparat, Linmas, hingga ahli waris.
ADVERTISEMENT
Mayor Jenderal TNI (Purn) Turmarhaban Rajagukguk menantu Soepriyati Soegiyono istri Pahlawan Revolusi,Kolonel Sugiyono juga turut hadir. Dia juga menancapkan kembali nisan salib ibu mertuanya yang sebelumnya turut dirusak orang tak dikenal pada Sabtu (6/4) lalu.
“Itu suatu musibah, kita kaget tetapi kita percaya bahwa itu semuanya kita ambil sisi positifnya. Kita percaya Tuhan, mungkin ada jalan terbaik di balik semua peristiwa,” ujar Turmarhaban.
Dia mengatakan kegiatan ini merupakan wujud perhatian dari pemerintah, aparat, dan warga. Pihaknya pun sudah tidak terlalu memikirkan peristiwa yang lalu dan berharap Yogyakarta selalu kondusif.
“Kita sudah tidak berpikir, kita berpikiran yang postif itu adalah suatu musibah. Yogya itu sangat toleran. Bukan masalah meredam, selaku ahli waris kewajiban kita membersihkan. Tidak perlu berlarut-larut. Harapan kita Yogya kondusif,” ujar Turmarhaban.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Camat Depok Abu Bakar mengatakan bahwa kegiatan ini menunjukkan toleransi di wilayah Depok. Tidak ada diskriminasi terhadap agama maupun golongan apa pun.
“Kita bersama masyarakat melakukan kegiatan pembersihan makam pas bulan Ruwah juga. Kita dengan tujuan para keluarga yang ditinggalkan ahli waris dalam berdoa itu nyaman benar-benar, terus juga dari 11 makam yang dirusak dengan ahli waris sekalian pemasangan tanda salib menunjukkan kebersamaan kita semua. Tidak ingin peristiwa itu terjadi lagi,” ujarnya.
Sementara siapa pelaku perusakan makam, dari informasi yang diterima Abu Bakar, pelaku merupakan gelandangan yang biasa tidur di sini.
“Kemarin di sini kalau sumber yang ada keisengan dari gelandangan yang tidur di malam. Dari hal itu menunjukkan kurang kewaspadaan pengelolaan malam. Mengimbau pengelola makam untuk menjaga kenyamana buat keluarga,” ujarnya.
Di sisi lain, Bernadus Wibowo, Sekretaris 2 FKUB Sleman, menjelaskan kejadian perusakan makam beberapa waktu lalu menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan kerukunan. Sementara kegiatan hari ini membuktikan bahwa masyarakat sepakat bahwa aksi intoleransi adalah musuh semua agama.
ADVERTISEMENT
“Mayoritas umat beragama mengecam tindakan tidak terpuji. DNA kita, kita adalah masyarakat yang rukun. Ini terbukti dari masyarakat baik dari Islam, Hindu, Buddha turut memulihkan kembali yang mungkin ada sedikit luka batin dengan kejadian ini,” ujarnya.