Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejak Myanmar dikudeta oleh junta militer pada 2021, ribuan warga sipil termasuk aktivis dilaporkan tewas dibunuh akibat diskriminasi dan perbedaan pendapat.
Hal itu mengundang kekhawatiran besar dari dunia internasional — khususnya ASEAN, yang hingga saat ini masih susah payah meraih kepercayaan junta untuk berdialog dan memulihkan keadaan.
Lebih lanjut, Jokowi menegaskan posisi ASEAN soal Myanmar dalam konferensi pers usai penutupan KTT ke-43 ASEAN di JCC Senayan, Jakarta, pada Kamis (7/9). Sesi penutupan ini sekaligus menandai berakhirnya Keketuaan Indonesia di ASEAN sepanjang 2023.
"ASEAN akan terus melanjutkan upaya Indonesia melalui keketuaannya telah menyampaikan lima langkah ASEAN untuk membantu Myanmar, salah satunya pembentukan mekanisme Troika," kata Jokowi.
Jokowi kemudian merespons soal kritik eksternal yang menyebut bahwa ASEAN tidak membawa efektivitas terhadap penyelesaian konflik di Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Perlu saya sampaikan ASEAN akan sepakat untuk terus melanjutkan upayanya," tegas Jokowi, seolah menegaskan kembali pernyataannya di awal.
Jokowi kemudian menjelaskan, selama periode satu tahun Keketuaan Indonesia di ASEAN, pemerintah telah melakukan sebanyak 145 sesi engagements dengan para stakeholders — baik di dalam maupun luar Myanmar.
Angka tersebut meroket dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada empat bulan kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada Mei lalu, yakni 60 pertemuan beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Jokowi mengakui bahwa memang membutuhkan waktu lama dan panjang demi menciptakan perdamaian. "Tapi tidak apa, kita harus terus lakukan dan terus berjuang dan ASEAN tidak akan tersandera isu Myanmar," tegas Jokowi.
"Kapal ASEAN akan terus maju mewujudkan stabilitas, mewujudkan kemakmuran," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Adapun Jokowi telah beberapa kali menyinggung soal bagaimana rumitnya isu Myanmar. Sebelumnya, Jokowi pada Selasa (8/8) mengaku terlepas dari kompleksitas itu — krisis di Myanmar bisa segera terselesaikan.
"Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya tidak gampang. sangat kompleks," ucap Jokowi kepada wartawan usai menghadiri HUT ke-56 ASEAN di Sekretariat ASEAN.