Jokowi soal Isu Partai Cokelat Intervensi Pilgub Sumut: Tanya Pak Bobby

29 November 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, pada Jumat (29/11/2024).  Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, pada Jumat (29/11/2024). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden ke-7 RI Joko Widodo enggan berkomentar banyak soal kemenangan menantunya, Bobby Nasution, dalam kontestasi Pilgub Sumut 2024.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil quick count Indikator, Bobby-Surya unggul telak dibanding paslon Edy Rahmayadi-Hasan, di angka 63 persen.
“Yang menang tetap harus rendah hati. Yang kalah nanti bisa menunggu lima tahun lagi untuk berkompetisi lagi,” kata Jokowi di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan pada Jumat (29/11).
“Yang paling penting Pilkada berjalan dengan aman dengan lancar situasi tetap aman kondusif itu yang paling penting,” sambung dia.

Jokowi Tanggapi Partai Cokelat

Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, pada Jumat (29/11/2024). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Namun di sisi lain, kemenangan Bobby-Surya ini sebelumnya dituding PDIP lantaran peran "Partai Cokelat". Jokowi pun enggak berkomentar.
“Tanyakan Pak Bobby,” katanya singkat.

Tudingan PDIP

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat (kanan), Kamis (16/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat bicara soal "kekalahan" jagoannya, Edy-Hasan di Pilgub Sumut dari Bobby-Surya. Menurutnya, ada banyak pelanggaran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Djarot menegaskan, banyak hal yang tak baik dari kemenangan Bobby di Sumut. Apalagi Bobby merupakan menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Kasus di Sumatera Utara itu sangat jelas, kita sendiri berhadapan dengan Mas Bobby Nasution mantu mantan Presiden Jokowi. Maka berbagai macam cara dilakukan untuk bisa-bisa memenangkan Bobby menggunakan faktor kondisi bansos, menggunakan Pj kepada daerah-daerah dan desa," urainya.
Ia juga menyinggung soal adanya intimidasi. Djarot juga membahas peran 'Partai Cokelat'.
"Termasuk juga intimidasi Partai Cokelat kepada pemerintah desa di sana untuk dijadikan sebagai tim sukses di dalam pemungutan suara dan ada oknum-oknum di polsek untuk mengamankan suara itu," kata dia.