Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi soal Proposal Damai Ukraina-Rusia: Itu Dari Prabowo, Nanti Saya Panggil
6 Juni 2023 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dalam konferensi keamanan tingkat tinggi Shangri-La Dialogue di Singapura, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengajukan proposal perdamaian untuk Ukraina dan Rusia. Menurut Presiden Jokowi, proposal itu dibuat sendiri oleh Prabowo, bukan olehnya.
ADVERTISEMENT
"Itu dari Pak Prabowo sendiri. Tapi saya belum bertemu dengan Pak Prabowo. Ini nanti mungkin hari ini atau besok akan saya undang untuk minta penjelasan apa yang Pak Menhan sampaikan," ucap Jokowi di Sekolah Partai PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6).
Dalam proposal yang diajukan oleh Prabowo itu, ada sejumlah poin yang dianggap bisa membantu mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia.
Misalnya seperti gencatan senjata, membangun zona demiliterisasi mundur sejauh 15 km dari posisi terdepan masing-masing pihak, dan menyelenggarakan referendum baru di beberapa wilayah yang diperebutkan untuk memungkinkan warga di sana menentukan nasibnya sendiri.
Zona demiliterisasi ini, kata Prabowo, harus diamati dan dipantau pasukan penjaga perdamaian PBB. Dia juga menambahkan, referendum PBB harus diadakan untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah yang disengketakan.
ADVERTISEMENT
Respons Ukraina dan Rusia
Dalam dialog itu, Kiev menolak halus proposal yang diajukan oleh Prabowo. Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, berpendapat bahwa usulan tersebut merupakan rencana ‘aneh’ dan cenderung berpihak pada Rusia.
“Kedengarannya [proposal ini] seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia. Kami tidak butuh mediator ini datang kepada kami [dengan] rencana aneh ini,” kata Rezkinov seperti dikutip dari media Ukraina, Ukrinform, Minggu (4/6).
Ukraina menegaskan kembali tuntutannya agar seluruh pasukan Rusia ditarik dari seluruh wilayah yang diklaim berada di bawah kedaulatannya. Mereka mengacu pada referendum ilegal yang dilakukan di empat provinsi yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun lalu, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Sementara itu, pihak Moskow mengaku belum menerima secara resmi proposal tersebut. Namun mereka sudah membacanya dari media.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari TASS, tanggapan Moskow atas usulan damai dari pemerintah Indonesia disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko, pada Senin (5/6).
“Kami menyambut baik upaya-upaya yang dilakukan oleh semua negara yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik ini secara damai,” ujar Rudenko.