Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gus Yaqut memang pernah menanggapi kasus ini dan meminta Polri menangkap siapa pun yang menistakan agama.
Jozeph menyambut dengan menyebut dirinya jauh lebih Pancasilais dari Gus Yaqut. Dia juga menyebut, agama lahir dari hoaks.
"Kita berapa kali kuliah Pancasila ada orang yang tuduh saya anti-Pancasila. Saya lebih pancasilais dari Anda yang salatnya gila-gilaan. Saya lebih pancasilais daripada Gus Yaqut. Haqul yakin saya lebih pancasilais dari Gus Yaqut," kata Jozeph seperti dilihat kumparan dalam youtube Hagios Europe, Rabu (21/4).
"Ternyata saya bisa dihubungin kan, saya nggak DPO kan, saya tidak sulit kok dihubungin. Ada masalah apa? Artinya Anda sedang didik rakyat Indonesia untuk percaya kepada hoaks. Itulah buah dari agama, hoaks. Agama memang dilahirkan dari hoaks. Beda dengan bertuhan. Coba sila pertama Pancasila bunyinya apa, bukan agama loh, bertuhan loh," tutur dia.
Dalam video itu, dia juga menyebut Ketua Umum PGI Gomar Gultom. Jozeph tidak peduli dengan kritikan yang ditujukan kepadanya.
ADVERTISEMENT
"Terus Pak Gomar Gultom 'Paul itu bukan PGI', ya memang gue pikirin, memang lu siapa? Saya mau jadi nabi, mau jadi pendeta, suka-suka saya, memang siapa yang melarang, makanya kalau saya kata pendeta, itu ada lagi sesuatu, di sertifikat saya tulisnya pastor," ucap dia.
"Ya itu hak Pak Gultom, bilang nabi palsu, wong saya juga enggak kenal dia, ngapain juga saya tunjukkan keaslian saya, kamu enggak ada urusan juga," tutup dia.
Jozeph juga mengungkapkan perasaannya setelah viral dan menjadi buronan polisi. Bukan menyesal itu justru merasa senang dan deg-degan.
Seakan tidak takut, dia justru menyampaikan ucapan selamat kepada Polri yang telah memblokir akun YouTubenya. Polri bekerja sama Kementerian Kominfo memang memblokir sejumlah konten di akun Jozeph. Akibatnya dia kini harus mengalihkan videonya ke akun yang lain.
ADVERTISEMENT
"Selamat kepada Polri yang sudah berhasil menutup Youtube saya. Kalau enggak bisa ya enggak lucu dong. Kan mereka pasti lebih pinter dari saya kalau enggak gitu bukan Polri dong. Mereka punya akseslah," kata Jozeph seperti dilihat kumparan di akun Hagios Europe, Rabu (21/4).
"Memang untuk sementara kita pindah ke sini ke Hagios Europe. Saya cukup repot karena semua sudah di sana banyak yang belum saya simpan," tambah dia.
Tanggapan UKSW, Kampus Jozeph Paul Zhang Dulu
Jozeph Paul Zhang sebelumnya disebut pernah berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah. Informasi itu dibenarkan oleh Rektor UKSW Salatiga Neil Semue Rupidara.
Jozeph pernah berkuliah di Fakultas Pertanian di kampus tersebut pada 1996. Dia sempat melanjutkan S2 namun tidak selesai.
ADVERTISEMENT
Neil menyesalkan pernyataan Jozeph yang dinilai mengandung muatan penistaan agama. Menurut dia, pernyataan Jozeph itu juga secara tidak langsung telah mencoreng almamater.
"Mahasiswa UKSW tidak dididik untuk mengekspresikan pandangannya dengan cara-cara yang dapat melukai orang lain," kata dia.
Maka itu Neil menilai pernyataan Jozeph adalah pandangan pribadi. Apa yang disampaikan dia tidak mencerminkan karakter alumni UKSW.
"Oleh karena itu, kami melihat bahwa apa yang dilakukan Shindy Paul adalah sikap pribadi yang tidak mewakili siapa-siapa. Bukan saja itu tidak representasi karakter alumni UKSW, itu juga bukan gambaran perilaku kaum Kristen pada umumnya, juga etnis tertentu," ujar Neil dalam keterangannya, Rabu (21/4).
Polri Buru Jozeph Paul Zhang
Jozeph saat ini telah menjadi tersangka kasus penistaan agama . Polri telah menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) untu dia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu kepolisian juga tengah memprosesnya ke Interpol. Dengan begitu Jozeph yang tinggal di Jerman dapat dideportasi ke Indonesia untuk menjalani proses hukum.
“Kemarin dari hasil rapat dengan imigrasi dengan berbagai pertimbangan tetap kita upayakan untuk mengajukan red notice ke Interpol. Nanti di Lyon akan dibahas apakah bisa masuk red notice atau tidak kemudian dari situ,” kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (21/4).
“Kalau red notice disetujui, masuk ke negara-negara Interpol akan menolak yang bersangkutan,” sambung Agus.
Sebeluumnya Polri juga membuka opsi agar Imigrasi mencabut paspor Jozeph. Namun hal itu belum dilakukan karena dapat membuat pria tersebut stateless. Status itu akan menguntungkannya karena ia jadi tidak bisa ditindak dengan hukum Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sudah tadi koordinasi dengan Imigrasi kita pertimbangkan. Kalau dia menjadi stateless-kan bisa ke mana-mana. Biar aja dulu,” kata Agus.