Jumlah Korban Tewas Akibat Sekte Sesat di Kenya Jadi 201 Orang

14 Mei 2023 8:10 WIB
·
waktu baca 1 menit
Jenazah yang digali dalam kantong mayat dipajang di tanah sebelum diangkut ke kamar mayat, di situs kuburan massal di Shakahola, di luar kota pesisir Malindi, Kenya, pada 25 April 2023. Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah yang digali dalam kantong mayat dipajang di tanah sebelum diangkut ke kamar mayat, di situs kuburan massal di Shakahola, di luar kota pesisir Malindi, Kenya, pada 25 April 2023. Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
ADVERTISEMENT
Jumlah korban tewas akibat sekte sesat di Kenya kembali meningkat. Tercatat hingga Sabtu (13/5), 201 orang dinyatakan tewas.
ADVERTISEMENT
"Para pencari penyintas dan korban kultus hari kiamat di hutan Shakahola Kenya menemukan 22 mayat," kata komisaris regional, Rhodah Onyancha, dikutip dari Reuters.
Dengan tambahan 22 mayat itu, jumlah korban tewas menjadi 201 orang.
Onyanch mengatakan, satu tersangka baru dalam kasus ini telah ditangkap. Sehingga total ada 26 orang tersangka.
Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki memeriksa tempat para korban Kultus Kristen, di situs kuburan massal di Shakahola, di luar kota pesisir Malindi, Kenya, pada 25 April 2023. Foto: AP Photo
Sekte sesat yang menyimpang dari ajaran agama Kristen ini dikenal sebagai Good News International Church dan dipimpin oleh seorang pendeta bernama Makenzie Nthenge.
Makenzie Nthenge — pendeta yang memimpin Gereja Good News International itu diduga memerintahkan ratusan pengikutnya untuk berpuasa hingga mati kelaparan, agar bisa bertemu dengan Yesus. Dia telah ditangkap dan akan berada dalam tahanan.
Menurut laporan media lokal, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Nthenge memberikan perintah sesat serupa. Pada bulan lalu, Nthenge dilaporkan sempat ditangkap dan didakwa setelah dua anak mati kelaparan usai mengikuti perintahnya.
ADVERTISEMENT
Namun, pria itu kemudian dibebaskan dengan jaminan uang sebesar USD 700 (Rp 10 juta).