Kadis Kehutanan DKI: Kalijodo Dikelola Pemprov, Dijaga 5 Petugas

20 Juli 2018 17:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Taman Kalijodo (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Taman Kalijodo (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kalijodo memang dulunya dikenal sebagai tempat lokalisasi. Setelah digusur, Kalijodo kemudian bertransformasi menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan menjadi salah satu primadona warga Jakarta sebagai destinasi wisata gratis.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ada pemandangan kurang menyenangkan terlihat dari Kalijodo saat ini. Suasana berbeda begitu terlihat jika dibandingkan ketika Kalijodo diresmikan pada 22 Februari 2017 oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kepala Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara Muhammad Iqbal mengungkapkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo sudah tidak dibantu oleh pihak swasta. Seperti diketahui, RTH Kalijodo dibangun dengan dana corporate social responsibility (CSR) Sinarmas Land pada tahun 2017 lalu.
"Sekarang semua di Pemprov. Udah full di dinas, di sudin. Dari Sinarmas ke Pemprov atas nama Dinas Kehutanan, kemudian ke Kasudin Kehutanan, saya yang bertanggung jawab," kata Iqbal kepada kumparan, Jumat (20/7).
Perbandingan Kalijodo Dulu dan Sekarang (Foto: Johannes Hutabarat & Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan Kalijodo Dulu dan Sekarang (Foto: Johannes Hutabarat & Irfan Adi Saputra/kumparan)
Iqbal lalu menjelaskan setelah diresmikan, pihak swasta tak pernah lagi terlihat untuk memberikan bantuan. Baik dari segi dana, barang dan lainnya dan selain itu, untuk biaya operasional sehari-hari dibantu dengan adanya dana swadaya.
ADVERTISEMENT
"Kita swadaya, untuk PHL (pekerja harian lepas) yang memelihara. Kalau langsung beli ini itu enggak ada uangnya. Padahal dengan sistem CSR dengan Sinarmas dapat sekian juta, miliar," ujar dia.
Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin menuturkan jumlah pengunjung Kalijodo sejak dibuka pada Februari 2017 diakui mengalami penurunan. Namun, penurunan yang paling banyak berasal dari pengunjung di luar Jakarta.
"Awal-awal kan euforia, masyarakat pengin lihat. Bahkan gaungnya sampai keluar Jawa. Kalau masyarakat sekitar standar, jadi memang saya pikir penurunan dari mereka yang datang jauh," ucap Djafar Muchlisin.
Kondisi Taman Kalijodo. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Taman Kalijodo. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Djafar kemudian mengakui kekurangan petugas perawatan di RTH Kalijodo yang membuat pengawasan berjalan kurang maksimal. Terlebih pada saat akhir pekan, di mana banyak warga yang mendatangi Kalijodo untuk sekadar rekreasi maupun berolahraga.
ADVERTISEMENT
"Kalau jumlah saya kurang tahu, tapi memang kurang untuk penanganannya. Dan selama ini perawatan, pemeliharaan terkait masalah taman ada di tingkat kelurahan dan kecamatan. PPSU juga termasuk petugas perawatan taman," jelas Djafar.
Sementara Iqbal menuturkan terkait jumlah petugas, setiap harinya ada 5 orang pamdal yang berjaga di Kalijodo. Tak hanya pamdal, tetapi ada perawat taman dan customer service.
"Untuk kru ada 5 orang pamdal per regu, dari dinas itu yang ngadain. Itu setiap tiga hari berarti 15 orang. Lalu ada customer service dan perawat taman ada 11 orang. Mereka termasuk untuk merawat Taman Hutan Kota Penjaringan dan sistemnya perbantuan," tutup Iqbal.
Berbagai fasilitas sebenarnya disediakan di sini mulai dari taman bermain anak, tempat bermain skateboard, hingga lintasan sepeda BMX. Fasilitas ini juga yang membuat Kalijodo ramai dikunjungi, khususnya di akhir pekan.
ADVERTISEMENT