Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada Selasa (26/11) mengakui bahwa kemenangan oposisi dan kandidat pro-demokrasi, menunjukkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan yang dipimpinnya.
ADVERTISEMENT
Komentar tersebut disampaikan setelah kandidat pro-demokrasi merengkuh 90 persen suara di 452 distrik. Angka tersebut memperlihatkan kemenangan mutlak kelompok oposisi Hong Kong.
Dalam konferensi pers, Lam mengatakan hasil pemilu merupakan bentuk pandangan warga Hong Kong terkait banyak masalah, termasuk "kekurangan pemerintahannya."
Berbicara dengan pelan, Lam menyampaikan terima kasih kepada warga karena pemilu berjalan dengan damai. Ia yakin, hal itu menunjukkan bahwa warga ingin demo besar yang terjadi enam bulan belakangan segera berakhir.
"Semua ingin kembali ke kehidupan normal dan ini membutuhkan upaya bersama dari kita semua," kata Lam seperti dikutip Reuters, Selasa (26/11).
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kekerasan tak akan membuka jalan kami ke depan, tolong bantu kami jaga ketenangan dan kedamaian," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat politik dari Chinese University of Hong Kong, Ma Ngok, Lam sudah kehilangan kepercayaan warga. Lam diduga hanya bisa bertindak ketika mendapat lampu hijau dari Beijing.
"Mayoritas penduduk tetap mendukung gerakan (pro-demokrasi) jadi semua tinggal Beijing untuk merespons. Bila mereka tidak menanggapi dengan konsesi apa pun, saya pikir protes masih akan berlangsung," kata Ngok.
Pemilu Hong Kong dihelat pada Minggu (24/11) lalu. Dari 452 kursi dewan, 390 kursi dimenangkan kelompok pro demokrasi. Pemilu kali ini juga memecahkan rekor peserta terbanyak, mencapai 71 persen dari 4,3 juta pemilih terdaftar.