Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kalah Telak di Pemilu Malaysia, Mahathir Mohamad Banting Setir Jadi Penulis
24 November 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Eks Perdana Menteri (PM) Malaysia terlama, Mahathir Mohamad , memutuskan untuk menjadi penulis usai kalah dalam pemilu dini yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Mahathir hendak menulis tentang sejarah negaranya yang sejak empat tahun lalu mengalami ketidakstabilan politik itu.
Pernyataan ini disampaikan Mahathir pada Rabu (23/11), ketika ditanya soal komentarnya usai mengalami kekalahan telak pada pemilu.
Pria berusia 97 tahun itu mengaku sedih akan hasilnya, tetapi ia berusaha tetap legowo dan menerima pilihan rakyat.
Pada pemilu yang digelar pada Sabtu (19/11), partai pimpinan Mahathir, Pejuang Tanah Air (Pejuang) kehilangan semua kursi di parlemen yang diperebutkan. Oleh karenanya, Mahathir mengatakan semua rencana yang ia miliki untuk negaranya harus dibatalkan.
Pejuang berjuang memperebutkan total 125 kursi parlemen, 13 di antaranya berada di Kedah — yang mencakup Negara Bagian Langkawi, kampung halaman Mahathir. Tetapi, Pejuang tidak dapat memenangkan satupun kursi parlemen.
Selain itu, hasil pemungutan suara di Langkawi menunjukkan bahwa Mahathir hanya mengumpulkan 4.566 suara atau 6,8 persen.
ADVERTISEMENT
Ini sangat kurang dari batas suara 12,5 persen yang diperlukan untuk mempertahankan posisinya sebagai kandidat perdana menteri. Sementara pesaingnya, Barisan Nasional (BN) unggul dengan 11.945 suara atau 17,9 persen.
Pemilu kali ini merupakan kekalahan pertamanya dalam pemilihan parlemen Malaysia sejak 1969.
Sebagai perbandingan, pada pemilu 2018 – ketika partai berkuasa Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (United Malays National Organisation/UMNO) kalah untuk pertama kalinya, Mahathir berhasil memenangkan 54,9 persen dari 34.527 suara sah dan mengalahkan BN dengan 29,1 persen.
Dalam sebuah postingan di Facebook, Mahathir menyatakan harapannya bahwa siapa pun yang nantinya berkuasa untuk membentuk pemerintahan berikutnya, akan mampu menyelesaikan masalah.
Mengenai peralihannya ke dunia tulis-menulis, Mahathir ingin menyampaikan pandangannya selama menjadi pemimpin terkait peristiwa yang ia saksikan di Malaysia dalam hampir dua dekade menjabat.
ADVERTISEMENT
“Banyak peristiwa yang terjadi di negara ini belum tercatat, termasuk apa yang terjadi di zaman Inggris,” ungkap Mahathir, seperti dikutip dari The Straits Times. Mahathir pun mengutarakan keterbukaannya untuk diwawancarai oleh seorang penulis.
Lebih lanjut, pemilu kali ini merupakan kekalahan elektoral pertama Mahathir dalam lebih dari setengah abad. Sebelumnya, Mahathir adalah pemegang rekor dunia, Guinness World Record, sebagai perdana menteri tertua di dunia.
Rekor itu didapat setelah Mahathir menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya pada 2018, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93. Di usianya yang ke-97, ia menjadi sosok tertua pertama yang masih memberanikan diri mencalonkan diri sebagai pemimpin.
Dan meski kekalahannya menjadi pukulan besar bagi Pejuang, namun Mahathir tetap menerima apresiasi dari masyarakat luas atas kontribusinya di Langkawi.
ADVERTISEMENT