Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kami Membeli Esai Kuliah dari Joki di Instagram, Isinya 41% Terdeteksi Plagiat
12 November 2022 10:03 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Deadline jadi alasan utama mahasiswa memanfaatkan jasa joki tugas kuliah. Ada yang memilih biro maupun langsung mengontak penyedia jasa tersebut yang marak di media sosial.
ADVERTISEMENT
Cara itu dipilih mereka untuk membantu pengerjaan tugas yang menumpuk selama kuliah. Tak hanya tugas sederhana seperti esai, review, atau makalah, mahasiswa juga memilih jalur instan ini untuk membantu proses penyelesaian skripsi hingga tesis.
Tim kumparan akhirnya memutuskan mencoba layanan joki tersebut. Kami seakan-akan menjadi seorang mahasiswa dari jurusan komunikasi yang sedang mendapatkan tugas membuat esai bertemakan soal komunikasi massa.
Saat mencari-cari biro jasa joki tugas di Instagram, kami menemukan 41 akun jasa joki tugas yang sampai saat ini terlihat masih aktif. Dari semua daftar biro tersebut, kami memilih salah satu akun dengan 250 pengikut lebih untuk mengerjakan esai yang kami pesan.
Kami juga menanyakan ke biro jasa joki yang memiliki followers mencapai 248 ribu. Dua-duanya ternyata mengenakan biaya esai yang kami minta dengan besaran yang hampir sama, yaitu Rp 80 ribu hingga Rp 85 ribu untuk deadline 2 hari.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pencarian, kami pun menyimpulkan estimasi besaran tarif dalam pembuatan jenis-jenis tugas. Mulai dari esai yang dibanderol harga Rp 80 ribu hingga Rp 200 ribu, makalah atau paper sebesar Rp 350 ribu sampai Rp 450 ribu, proposal mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta. Sementara, untuk skripsi dengan 1 bab tarifnya mencapai Rp 1,2 juta, full skripsi mulai dari Rp 3 Juta, dan tesis Rp 6 juta.
Saat pertama mencoba menghubungi biro, mereka mengimbau kami untuk mengisi format pemesanan terlebih dahulu. Sebab, tidak ada price list pasti. Semua tergantung pada tingkat kesulitan, banyaknya halaman, hingga tenggat waktu penyelesaian. Jadi ketika sedang melalui proses nego tarif, kita harus menjelaskannya secara detil.
ADVERTISEMENT
Setelah mengisi format pemesanan, biro jasa akan kembali memastikan ketentuan-ketentuan khusus lain yang harus ada dalam tugas tersebut. Misalnya, terkait persoalan teknis, seperti font, spasi, model referensi yang digunakan, dan lain sebagainya.
Ketika semuanya dirasa jelas antara permintaan klien dengan biro penyedia layanan joki, mereka akan langsung memberikan besaran biaya. Sebagian biro ada yang menerapkan DP 50 persen dan pelunasannya dilakukan ketika tugas sudah selesai.
Namun, pada biro jasa joki kali ini, mereka menerapkan pembayaran lunas di muka. Setelah pembayaran selesai, barulah pihak penyedia layanan akan mulai mengerjakan permintaan tugas si mahasiswa tersebut.
Melihat Kualitas Esai yang Dibuat Biro Joki
Setelah esai diterima, kami mencoba mengecek kualitas esai hasil joki tersebut dengan meminta bantuan salah satu dosen komunikasi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Farida Hanim. Ternyata, skor yang diberikan oleh Hanim untuk esai terkait komunikasi massa itu hanya 30 dari 100. Lantas, apa saja yang jadi pertimbangannya memberikan skor sekecil itu?
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Hanim, setidaknya ia menemukan 4 poin utama dari penilaian esai karya biro jasa joki tugas ini dan cukup untuk dikategorikan menjadi masalah.
ADVERTISEMENT
Pertama, esai tersebut terdeteksi melakukan plagiasi hingga 41 persen. Angka ini diperoleh Hanim dari pengecekan menggunakan website plagiarismchecker. Metode tersebut memang biasa digunakan Hanim untuk mengoreksi tugas puluhan mahasiswa, jadi saat tugas mereka terdeteksi plagiasi maksimal 30 persen, ia tidak akan melanjutkan pemeriksaan tersebut untuk memudahkan dirinya juga.
"Kalau saya memeriksa tugas, cari cara yang efisien. Untuk apa wasting time untuk karya yang terbukti tidak orisinalitas. Jadi biasanya saya pilih untuk seleksi dulu dengan ini (cek plagiasi). Saya cari yang paling orisinal, itu saja yang fokus untuk dibaca. Sebenarnya tujuan dosen buat tugas itu, satu agar mahasiswa membaca. Kedua, kita ingin tahu gagasan (langsung) dari mahasiswa. Jadi ketika pernyortiran buka asli dari gagasan dia, kita juga tidak mau membuang waktu untuk membaca," jelas Farida Hanim kepada kumparan, Kamis (10/11).
ADVERTISEMENT
Menurut Hanim, ketika seorang mahasiswa mengerjakan tugas, mahasiswa akan membaca sumber bacaan berbagai buku maupun jurnal yang berbeda-beda. Dari hasil bacaan tersebut, mereka akan mendapatkan pengetahuan dan kemudian menuliskan hasil gagasannya dalam artikel sendiri.
"Berbeda saat menggunakan jasa joki tugas, mereka tidak akan mungkin punya waktu untuk membaca semua buku-buku itu dan akan mencari cara mudah dengan mencari sumber-sumber terbuka yang ada di internet seperti itu. Mereka juga tak akan mungkin lah rajin untuk memparafrasekan," tuturnya.
Jika dilihat dari daftar rujukan yang digunakan biro joki, mereka tidak menggunakan sumber buku maupun jurnal sebagai referensi. Padahal kedua hal tersebut merupakan standar yang digunakan dalam dunia akademis.
ADVERTISEMENT
Seperti standar umum tulisan akademik, kutipan dan daftar referensi yang sejalan, menunjukkan dasar dari opini yang disampaikan penulis kepada pembaca. Jadi, keberadaannya pun sangat penting untuk meyakinkan pembaca terhadap isi yang telah disampaikan penulis.
Sementara, dalam esai yang dibuat langsung biro jasa joki tugas ini, ditemukan kutipan dalam paragraf pertama esai yang tidak dituliskan dalam daftar referensi.
Isi esai dengan judul "Perkembangan Media Massa sebagai Sarana Komunikasi Massa" ini dinilai Hanim belum menyentuh esensi dari judul itu sendiri. Penulis jasa joki jasa ini tidak menjelaskan sama sekali isi soal perkembangan media massa dari periode-periode tertentu.
"Di sini judul "Perkembangan Media Massa sebagai Sarana Komunikasi Massa", perkembangan medianya sendiri saja dia tidak menggambari. Misalnya dari periode-periode tertentu, perkembangannya seperti apa, teknologi apa yang mendominasi, dan efeknya seperti apa, dia gak menjelaskan gitu. Jadi secara kasat mata, 2 halaman ini, saya sudah lihat langsung ini gak niat seperti itu," ujar Hanim.
ADVERTISEMENT
Menurut Hanim, isi konten hanya berfokus pada definisi-definisi, seperti definisi komunikasi dan tujuannya, sudah banyak beredar di internet. Padahal esai tersebut bisa lebih detail dan kritis untuk sekelas mahasiswa yang sedang proses pencapaian gelar sarjana.
Selain itu, Hanim juga mengungkapkan keresahannya soal fenomena joki tugas di kalangan mahasiswa. Ia khawatir mahasiswa melihat ini sebagai kebiasaan.
"Kalau saya lebih khawatir soal kebiasaan. Ini kan jadi satu kebiasaan yang buruk ya. Takutnya begini, pada saat mereka bekerja, masuk ke dunia profesional, dia juga akan seperti itu (melakukan kecurangan). Jadi, sebisa mungkin, kalau bagi saya adalah biasakan hal yang baik walaupun sederhana. Walaupun bahasanya berantakan, saya lebih mau kasih nilai yang lebih baik untuk mereka, yang penting gagasannya ada," jelas Hanim.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan koreksi cukup banyak dan diberi skor hanya 30 dari 100, kami pun coba mengontak kembali biro jasa joki untuk meminta revisi dengan tenggat waktu sehari. Namun, pihak biro justru memilih refund dan merespons dengan tendensi mengarah tak terima terhadap kritik yang kami sampaikan.
Jadi, apakah kamu masih tertarik menggunakan jasa joki tugas untuk menyelesaikan tanggung jawab akademismu? Yuk, mari kita renungkan.
Reporter: Tri Vosa Ginting