Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kanselir Jerman Olaf Scholz Kalah dalam Mosi Tidak Percaya
17 Desember 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kanselir Jerman Olaf Scholz kalah pada mosi tidak percaya, Senin (16/12). Dengan kekalahan ini maka Jerman akan menggelar pemilu dini pada 23 Februari 2025. Padahal semestinya pemilu baru akan digelar pada 28 September 2025.
ADVERTISEMENT
Pada voting di parlemen Jerman, Scholz hanya mendapat dukungan sebanyak 207 suara. Sebanyak 349 suara menolak mempercayai Pemerintahan Scholz dan koalisinya. Sedangkan 116 suara abstain.
Pemimpin kelompok yang menolak mempercayai Scholz adalah Friedrich Merz. Dia adalah orang nomor satu di partai Persatuan Demokratik Kristen (CDU) tempat eks Kanselir Angela Merkel bernaung.
Meski kalah, Scholz tetap akan memimpin Jerman dengan jabatan sebagai pelaksana tugas sampai pemilu mendatang. Kekalahan itu pula menyebabkan pada masa kepemimpinan sementara ini, Scholz hanya mendapat kursi dukungan minoritas.
Setelah kalah lewat voting, Scholz masih menunjukkan optimisme terkait pemilu pada Februari mendatang. Ia bahkan menyebut dirinya sebagai pemimpin tepat di masa krisis.
Pernyataan Scholz merujuk pada era kepemimpinannya yang berjalan saat Rusia menyerang Ukraina. Peristiwa itu berimbas besar pada Eropa termasuk Jerman.
ADVERTISEMENT
Scholz kemudian berjanji bila masih dipercaya akan fokus pada pembangunan infrastruktur di Jerman, bukan pemotongan anggaran belanja yang diinginkan kelompok konservatif pimpinan Merz.
Sedangkan Merz menekankan rencana anggaran pemerintahan Scholz akan membebankan generasi mendatang. Dalam berbagai survei Merz berada di posisi teratas sebagai Kanselir Jerman berikutnya.
“Mengambil utang akan mengobarkan generasi muda,” ucap Merz menanggapi rencana Scholz untuk fokus pada infrastruktur, seperti dikutip dari AFP.
Krisis Jerman
Jerman terjerembab di krisis politik berujung voting mosi tak percaya, akibat perseteruan di koalisi pemerintahan. Perseteruan dipicu terpuruknya perekonomian Jerman akibat lonjakan harga energi dan persaingan dengan China.
Jerman turut pula menghadapi tantangan akibat belum selesainya perang Ukraina-Rusia. Kemenangan Donald Trump pada pemilu AS lalu turut pula berimbas pada Jerman.
ADVERTISEMENT
Kembali Trump ke kursi Presiden AS menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan NATO, yang mana Jerman salah satu anggotanya, dan juga hubungan perdagangan kedua negara.