Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kapolda Sumut soal Dugaan Kepsek Perkosa Anak SD: Didalami, Proses Pembuktian
8 September 2022 22:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kapolda Sumatera Utara (Sumut ) Irjen Pol Panca Putra angkat bicara soal kasus dugaan anak SD berusia 10 tahun di Medan diperkosa kepala sekolah hingga tukang sapu. Kata dia, kasus tersebut tengah ditangani dan masih dalam proses pembuktian.
ADVERTISEMENT
"Dalam proses pembuktiannya, masih kita perlu dalami," kata Panca kepada wartawan, Kamis (8/9)
Panca menuturkan, proses pengungkapan kasus ini akan terus dilakukan. Polisi akan menggandeng lembaga terkait dalam proses pembuktian.
"Nanti melibatkan Kementerian PPA terus teman-teman dari LPA, kemudian dari PPA Polda Sumut. Ini terintegrasi untuk bisa membuktikan kronologi kasus ini. Sudah cukup lama juga (kasus ini). setahun, mungkin lebih," ujarnya.
Panca belum mendetailkan mengapa kasus berjalan terlalu lama diungkap. Dia hanya memastikan proses penyelidikan masih terus dilakukan.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, mereka telah memeriksa saksi dan pihak terlapor. Pihaknya kini masih mengumpulkan bukti dalam proses penyelidikan.
"Saat ini masih berproses, penyidik sudah 2 kali melakukan pra rekon di TKP. Saksi-saksi pihak sekolah petugas kebersihan dan guru-guru termasuk kepala sekolah sudah kita ambil keterangannya. Kita masih melengkapi berkas-berkas yang lain,” ujar Hadi Rabu (7/9)
ADVERTISEMENT
Kasus ini bermula dari video viral seorang ibu di Kota Medan curhat kepada pengacara kondang, Hotman Paris tentang anaknya. Wanita inisial I itu mengaku anak perempuannya, yang masih 10 tahun diperkosa secara bergilir oleh tukang sapu hingga kepala sekolah.
Kepada Hotman I mengatakan, awalnya anaknya dibius oleh tukang sapu sekolah.
“Anak saya dibawa ke gudang, awalnya dikasih serbuk putih sama tukang sapu. Lalu diminumkan, setelah habis, mulutnya di lakban, kakinya diikat, setelah itu digendong dibawa ke gudang,” ujar I.
Di dalam gudang datanglah kepala sekolah dan pimpinan administrasi sekolah. Selanjutnya, diduga terjadi pemerkosaan secara bergilir yang melibatkan tukang sapu, kepsek hingga pimpinan administrasi.
“Terjadilah pelecehan 2 kali kejadiannya (berulang),” ujar I.
ADVERTISEMENT
Kata I kasus ini awalnya sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan sejak September 2021, namun penanganannya hingga kini belum tuntas. Polisi belum menetapkan satu pun tersangka.