Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul, Kementan Kirim 2.600 Dosis Vaksin
19 Maret 2024 20:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Vaksinasi antraks pun digelar di Kalinongko Kidul, Sleman, hari ini, Selasa (19/3). Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah, turut datang dan memberikan bantuan vaksin.
Total vaksin antraks 2.600 dosis, vitamin 1.500 botol, obat-obatan 600 botol, dan spuit 20.000 set kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.
"Inilah kepedulian pemerintah terhadap rakyat. Harapannya yaitu wilayah kasus bisa kita isolir. Pemerintah jangan sampai lengah terhadap vaksinasi antraks. Stok vaksin kita lebih dari cukup dan tidak impor. Kita produksi sendiri," kata Nasrullah di Balai Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Selasa (19/3).
Nasrullah mengatakan apabila ada ternak yang sakit maka peternak harus melapor ke petugas. Tak boleh ternak yang sakit disembelih sembarangan apalagi mengonsumsi ternak yang mati karena sakit.
"Penting bagi peternak untuk memahami bahaya antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Edukasi harus rutin diberikan kepada peternak dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, check point lalu lintas ternak yang ada perlu diperkuat serta melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistio Hermawan, mengatakan jarak dua pedukuhan beda kabupaten ini hanya 200 meter saja.
Kasus antraks pertama terjadi 2 Februari lalu di Kalinongko Kidul sampai 7 Maret. Sementara di Kayoman terjadi pada 23 Februari.
"Artinya ada di 2 lokasi penyakit antraks. Dua lokasi tersebut saling berdekatan di perbatasan dengan jarak 100-200 meter," kata Hery.
Di dua pedukuhan itu terjadi kematian 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Saat ini sudah 11 hari tidak ditemukan kasus lagi. Kematian ternak yang terakhir terkonfirmasi yaitu tanggal 7 Maret 2024.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah sudah tidak ditemukan penampakan kasus kematian ternak diduga antraks sejak 8 sampai 15 Maret 2024," katanya.
“Update penanganan yaitu telah dilakukan desinfeksi, pengobatan antibiotik dan vitamin sebanyak 750 ekor terdiri dari 238 sapi dan 519 kambing. Vaksinasi akan dilaksanakan 14 hari setelah ternak diobati. Untuk Klaten yang menjadi daerah terancam, juga telah vaksinasi 242 ekor yaitu terdiri dari 140 sapi 55 kambing 47 domba," pungkasnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan sejumlah langkah telah diambil pihaknya, termasuk memberikan disinfektan ke kandang-kandang.
"Jangan ada yang menjual atau mengkonsumsi hewan yang sakit atau mati. Ini bisa menularkan penyakit," kata Kustini.
"Untuk hewan yang mati karena antraks, ada SOP pemusnahannya, yakni dikubur kedalaman dua meter, dikasih formalin, kapur, ditutup, lalu disemen," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemkab Sleman juga memberikan obat dan vitamin pada 143 sapi dan 224 kambing serta domba di sekitar lokasi kasus.