Kasus Penularan COVID-19 di China Melonjak Akibat Libur Panjang

5 Oktober 2022 12:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi warga kota Beijing, China, di tengah wabah corona. Foto: Reuters/Thomas Peter
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi warga kota Beijing, China, di tengah wabah corona. Foto: Reuters/Thomas Peter
ADVERTISEMENT
Kasus penularan COVID-19 di China kembali melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Ledakan COVID-19 terjadi lantaran libur panjang nasional di negara itu.
ADVERTISEMENT
Lonjakan kasus membuat harapan untuk menekan angka infeksi menjelang kongres Partai Komunis dalam waktu dekat ini pun pupus.
Menurut laporan Bloomberg, tercatat 909 kasus infeksi skala nasional terbaru pada Selasa (4/10), 273 di antaranya dilaporkan di wilayah Inner Mongolia.
Penduduk di beberapa bagian ibu kota Hohhot, Inner Mongolia, diperintahkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Tak hanya itu, karantina wilayah juga diterapkan di daerah-daerah cakupan Inner Mongolia lainnya, seperti Kota Manzhouli dan Kabupaten Linxi.
Ketua partai di wilayah Inner Mongolia, Sun Shaocheng, pada Sabtu (1/10) berkomitmen akan membasmi penularan virus corona dengan segala cara.
Seorang turis mengenakan masker saat mengunjungi Tembok Besar China di Badaling, Beijing, China, Selasa (24/3/2020). Foto: REUTERS/Thomas Peter
“Infeksi harus dibendung dan terutama tidak dapat menyebar ke Beijing”, ujar Sun, seperti dikutip dari The Strait Times.
ADVERTISEMENT
Banyaknya warga yang tidak mendengar rekomendasi pihak berwenang untuk tidak liburan ke luar kota, menjadi salah satu faktor pemicu utama meningkatnya kasus infeksi corona di wilayah Inner Mongolia. Di Beijing, tercatat tiga kasus penularan terbaru — 1 di antaranya pelancong dari Inner Mongolia.
Maka dari itu, beberapa wilayah di seluruh negeri langsung menerapkan langkah-langkah pengendalian penularan infeksi mendadak.
Rencana liburan para pelancong terhambat karena persyaratan karantina atau tes COVID-19, beberapa di antaranya menjadi terdampar.
Petugas medis dengan pakaian pelindung mengumpulkan swab dari warga di lokasi pengujian asam nukleat selama pengujian massal putaran ketiga menyusul kasus penyakit virus corona (COVID-19) di wilayah Jishan Yuncheng, provinsi Shanxi, China. Foto: China Daily via REUTERS
Ibu kota Xinjiang, Urumqi, warganya bepergian ke luar kota dan fasilitas kereta penumpang juga ditangguhkan. Di Provinsi Yunnan, ratusan turis terdampar di Bandara Xishuangbanna setelah prefektur tersebut mendadak lockdown di Hari Selasa.
Peningkatan kasus yang terjadi selama libur nasional ini memicu kekhawatiran masyarakat, apakah pembatasan COVID-19 yang ketat akan kembali diberlakukan menjelang kongres partai pada pertengahan Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Dalam kongres tersebut, Presiden China Xi Jinping memiliki kemungkinan besar akan mengamankan masa jabatan ketiganya. Xi telah menjadikan kebijakan pemberantasan virus corona ketat Nol-Covid sebagai landasan kepemimpinannya.
Meski menuai kritikan dari masyarakat dan menghambat arus ekonomi, namun Beijing melihat kebijakan tersebut sebagai cara terbaik untuk menekan jumlah kematian akibat virus corona.