Kebakaran di Bromo: Calon Pengantin Pasrahkan Semua Sesi Prewedding ke WO

15 September 2023 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen foto pra nikah di Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo yang menggunakan flare sebabkan kawasan tersebut terbakar. Foto: Dok. Polses Purbolinggo
zoom-in-whitePerbesar
Momen foto pra nikah di Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo yang menggunakan flare sebabkan kawasan tersebut terbakar. Foto: Dok. Polses Purbolinggo
ADVERTISEMENT
Calon pengantin Hendra Purnama (39) dan Pratiwi Mandala Putri (26) asal Kota Surabaya yang merupakan saksi kasus kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengaku semua proses prewedding sepenuhnya dipasrahkan kepada pihak wedding organizer (WO).
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum mereka, Mustaji, usai menghadiri pertemuan permintaan maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger di Kantor Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat (15/9).
Karena sudah memasrahkan pada WO, pasangan calon pengantin juga tidak menolak saat ditawari sesi foto sebelum pernikahan dengan menggunakan flare asap atau suar. Sebab, kata Mustaji, konsep tersebut sebelumnya aman-aman saja.
"Calon pengantin yang rencananya akan menikah di bulan Desember 2023 ini sudah memasrahkan semuanya kepada pihak WO yang penanggung jawabnya sekarang sudah ditahan di Polres Probolinggo," kata Mustaji saat ditemui di Kantor Desa Ngadisari, Jumat (15/9/2023).
Bahkan, menurut Mustaji, saat hendak memasuki kawasan Gunung Bromo, rombongan sudah menyampaikan kepada petugas akan melaksanakan sesi foto prewedding, namun tidak menyampaikan akan flare asap.
Pasangan prewedding dan 3 kru WO meminta maaf kepada tokoh masyarakat Suku Tengger, Jum'at (15/9/2023). Foto: Fades/mili.id
Kondisi terkini kebakaran di wilayah Taman Nasional Gunung Tengger Bromo Semeru (TNBTS), Selasa (12/9/2023). Foto: BPBD Kabupaten Malang
"Klien saya ini masuk menggunakan tiket melalui pintu masuk dari Malang menggunakan via online dan sudah disampaikan maksud tujuannya untuk foto prewedding dengan flare asap, malah barang-barang bawaan klien kami tidak dicek," tutur Mustaji.
ADVERTISEMENT
"Kalau akan menggelar prewedding menggunakan flare tidak disampaikan ke petugas, hanya karena tidak ditanya tujuannya oleh petugas jadi klien saya tidak tahu boleh tidaknya," imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjut Mustaji, dengan kejadian yang tidak diinginkan ini, calon pengantin sudah merasa trauma untuk melakukan sesi prewedding lagi meskipun pernikahan akan tetap dilaksanakan Desember mendatang.
"Semoga pernikahan diridai dan bisa dilakukan sesuai rencana, yaitu di bulan Desember ini. Hanya saja tidak ada foto prewedding lagi karena masih klien kami masih trauma," pungkas Mustaji.