Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Iya nambah luasnya dampaknya hingga 1.300 hektare," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat dikonfirmasi, Senin (4/9).
Gatot menyampaikan, BPBD telah melakukan pemadaman dengan metode water bombing menggunakan helikopter milik BNPB sejak Sabtu (2/9).
"Api masih menyala di beberapa tempat dan bisa menimbulkan titik baru apabila tidak segera ditangani," ucapnya.
Langkah water bombing itu berhasil memadamkan setidaknya 9 dari 30 titik api yang merembet hingga ke wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Sehingga, langkah water bombing ini akan terus dimasifkan agar api tidak merembet lebih luas lagi.
"Dari 30 titik sumber api di tanggal 1 September, sudah ada 9 titik yang tertangani kurang lebih 600 hektare (sudah padam)," terangnya.
Pemadaman melalui udara ini telah dilakukan di kawasan Tahura termasuk Desa Cendono Kabupaten Pasuruan dan Desa Toyomarto Kabupaten Malang yang mencakup tiga area di wilayah Singosari Kabupaten Malang dan Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan.
ADVERTISEMENT
Khofifah minta kebakaran segera ditangani
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kebakaran di kawasan Gunung Arjuno harus segera ditangani.
Khofifah menerangkan, salah satu faktor kebakaran hutan ini semakin parah karena tengah dilanda El Nino yang menyebabkan 10 hari belakangan tidak turun hujan di area hutan Gunung Arjuno.
"Kalau kita melihat tadi titik apinya masih cukup panjang. Saya potret tadi titik apinya, kalau tidak ketemu batu atau batas yang disiapkan maka api itu akan terus menjalar dan meluas area yang terbakar," ucap Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, dari penyelidikan polisi serta laporan Dinas Kehutanan Jatim, kebakaran di Gunung Arjuno ini juga diduga akibat ulah pemburu liar.
Para pemburu liar itu sengaja membakar semak-semak hutan agar memicu gerakan satwa yang diburu dan memudahkan perburuan satwa itu.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Khofifah mengimbau kepada para pemburu liar agar menghentikan aktivitasnya. Sebab, kegiatan yang mereka lakukan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.
"Maka apa yang terkonfirmasi bahwa kemungkinan terjadinya kebakaran hutan ini adalah aktivitas perburuan liar, maka saya mohon segera dihentikan. Tolong dijaga alam kita dan lindungi hutan kita dari perburuan liar," tandasnya.
Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan (Kahutla) di lereng Gunung Arjuno terjadi sejak Sabtu (26/8).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menggandeng BNPB melakukan water bombing untuk memadamkan api melalui udara dengan helikopter.