Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden AS, Donald Trump , untuk kedua kalinya selamat dari pemakzulan dalam sidang yang digelar Senat pada Sabtu (13/2) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil voting, sebanyak 57 senator menyatakan Trump bersalah karena menghasut pendukungnya untuk menyerbu gedung Kongres AS, Capitol Hill, pada 6 Januari lalu. Saat itu, pendukung Trump ingin membatalkan pengesahan Joe Biden sebagai pemenang Pemilu AS 2020.
Sementara 43 senator lainnya yang seluruhnya dari Partai Republik, menyatakan Trump tidak bersalah.
Dikutip dari Reuters, meski senator yang menyatakan Trump bersalah lebih banyak, tapi tidak mencapai suara mayoritas 2/3 atau minimal 67 dari total 100 senator. Sehingga Trump kembali selamat dari pemakzulan yang sempat membuatnya terancam tak bisa maju di Pemilu AS 2024.
Dalam voting tersebut, 7 senator dari Partai Republik bergabung dengan 50 senator Demokrat menyatakan Trump bersalah. Tujuh senator Republik tersebut yakni Richard Burr, Bill Cassidy, Susan Collins, Lisa Murkowski, Mitt Romney, Ben Sasse, dan Pat Toomey.
ADVERTISEMENT
Sidang pemakzulan Trump digelar Senat AS sejak 9 Februari. Dalam sidang tersebut, Trump dituding menghasut pendukungnya untuk menyerbu gedung Kongres AS demi membatalkan pengesahan kemenangan Joe Biden.
Selama sidang, fakta lain mengungkap pendukung Trump juga mengincar Wapres AS saat itu, Mike Pence, yang menolak membatalkan hasil pemilu.
Namun pengacara Trump, Bruce Castor, menganggap pernyataan Trump ke pendukungnya agar 'melawan' hanyalah retorik. Castor menganggap tujuan pemakzulan yang digagas Partai Demokrat hanya untuk mengeluarkan Trump dari panggung politik.
Sidang pemakzulan Trump merupakan catatan sejarah baru bagi AS. Trump tercatat sebagai presiden AS yang pertama kali menghadapi 2 sidang pemakzulan.
Pada sidang pertama, Trump dituding menyalahgunakan kekuasaan karena meminta Presiden Ukraina menyelidiki korupsi perusahaan minyak yang menyeret nama putra Joe Biden, serta mencoba menghalangi penyelidikan Kongres. Trump selamat dari sidang pemakzulan pertamanya karena Senat AS dikuasai Partai Republik.
ADVERTISEMENT
Catatan sejarah lain, Trump diadili meski sudah tak lagi menjabat presiden AS.