Kedubes Rusia soal Putin Diprediksi Menang Telak: Popularitasnya Sangat Tinggi

17 Maret 2024 19:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemilu Rusia 2024 di Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu (17/3/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemilu Rusia 2024 di Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu (17/3/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Putin diprediksi akan kembali melanjutkan kekuasaannya enam tahun ke depan. Dikutip dari AFP, awal pekan ini sebuah lembaga survei pemerintah Rusia memperkirakan Putin akan memperoleh lebih dari 80 persen suara.
ADVERTISEMENT
Merespons soal prediksi tersebut, Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Veronica Novoseltseva, menjelaskan bahwa popularitas Putin di Rusia memang sangat tinggi.
"Saya tidak bisa prediksi, tapi yang saya tahu popularitas Presiden Putin tingginya luar biasa. Mayoritas penduduk Rusia mendukung kebijakan internal dan eksternal Presiden Rusia. Sangat mendukung, karena beliau adalah pemimpin yang sangat kuat, yang paling penting beliau sangat mempertahankan kepentingan warga negara Rusia. Ini semua orang bisa melihat," jelas Veronica kepada kumparan.
Hal tersebut disampaikan Veronica di acara Pemilu Rusia yang digelar di Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu (17/3/2024).
Ditemui di tempat yang sama, Bavel, pelajar Rusia di Indonesia, bercerita soal pengalaman memilihnya. Ia merasa suaranya sangat penting, terlepas dari siapa pun pilihannya.
ADVERTISEMENT
"Saya nggak yakin pilihan saya akan mengubah hasilnya, tapi kembali lagi, suara saya juga diperhitungkan. Dan saya punya hak untuk memilih, kenapa tidak?" ungkapnya kepada kumparan usai pemungutan suara, Minggu (17/3).
Pemilu Rusia 2024 di Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu (17/3/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Putin digadang-gadang akan kembali memenangkan pemilu, namun pilihan Bavel berbeda. Ia menginginkan sosok lain yang memimpin Rusia.
"Tidak, saya tidak menyukainya (Putin). Dan dia sudah terlalu lama memimpin, sudah 20 tahun. Ya, mungkin saya ingin ada perubahan. Tidak tahu, saya ingin lihat bagaimana jika dipimpin orang lain. Mungkin bisa lebih baik, atau buruk, kita lihat saja," ujar Bavel.
Bavel juga menyampaikan kegelisahannya terhadap peperangan yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya akan lebih baik jika terjadi gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Pemungutan suara juga dilakukan di wilayah Ukraina timur yang telah diklaim menjadi bagian dari Rusia. Tentara bersenjata bertugas menjaga pemilu di wilayah timur Donetsk.