Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keir Starmer: Fans Berat Arsenal, Calon Kuat PM Baru Inggris
3 Juli 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer (61), merupakan lawan PM Inggris Rishi Sunak (44) dalam pemilu Inggris tahun ini. Digadang-gadang menjadi pemenang dalam pemilihan Kamis (4/7), ternyata Starmer juga dikenal sebagai penggemar berat Arsenal.
ADVERTISEMENT
Namanya diambil dari pendiri Partai Buruh, Keir Hardie. Starmer telah menghabiskan empat tahun sebagai pemimpin oposisi dan menyeret partai sosial demokratnya dari sayap kiri politik menuju tengah.
Ia menekankan kepada para pemilih bahwa pemerintahan Partai Buruh akan membawa perubahan yang menenangkan, bukan menakutkan.
Partai Konservatif selalu memimpin dalam 14 tahun terakhir. Jika Partai Buruh memenangkan pemilu, Starmer akan menjadi PM Inggris pertama dari Partai Buruh sejak 2010.
Starmer merupakan eks pengacara sekaligus kepala jaksa di Inggris dan Wales pada 2008-2013. Julukan Starmer oleh lawannya ialah "pengacara kiri London".
Penggemar Arsenal
Lahir di London pada tanggal 2 September 1962, Starmer dikenal sangat menyukai sepak bola. Selain masih bermain olahraga tersebut di akhir pekan, ia juga kerap menonton tim favoritnya, Arsenal, sambil minum bir di pub lokalnya.
ADVERTISEMENT
Starmer dan istrinya Victoria, seorang terapis okupasi di Layanan Kesehatan Nasional, memiliki dua anak remaja yang berusaha mereka hindari dari perhatian publik.
Jika terpilih, Starmer berjanji akan mempertahankan kebiasaannya untuk berhenti bekerja setelah Jumat pukul 18.00 untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.
'Bangsawan' dari Keluarga Biasa
Starmer memperoleh gelar kebangsawanan dari Ratu Elizabeth II, tetapi dirinya jarang menggunakan awalan "Tuan".
“Ayah saya adalah seorang pembuat perkakas, dan ibu saya adalah seorang perawat,” tutur Starmer kepada para pemilih, seperti dikutip dari AFP.
Lahir dari empat bersaudara, Starmer dibesarkan di sebuah keluarga yang kekurangan uang di kota kecil di luar London.
Ia berupaya melawan gambaran para penentang yang selalu menyebutnya seorang elite London yang sombong dan liberal.
ADVERTISEMENT
“Ada masa-masa sulit,” katanya dalam pidato peluncuran kampanye.
"Saya tahu bagaimana rasanya inflasi yang tidak terkendali, bagaimana kenaikan biaya hidup bisa membuat anda takut pada tukang pos yang akan datang: 'Apakah dia akan membawakan tagihan lain yang tidak mampu kami tanggung?'"
Pendidikan dan Karier
Starmer merupakan anggota keluarga pertama yang berhasil kuliah. Starmer belajar hukum di Universitas Leeds dan Oxford.
Setelah menyelesaikan studi, Starmer mengalihkan perhatiannya ke gerakan kiri--membela serikat pekerja, aktivis anti-McDonald, hingga terpidana mati di luar negeri, sebelum diangkat menjadi kepala jaksa.
Ia memasuki dunia politik pada usia 50-an dan terpilih menjadi anggota Parlemen pada 2015. Ia mewakili kursi di London utara yang berhaluan kiri.
Beberapa minggu sebelum dia terpilih, ibunya meninggal karena penyakit sendi langka yang membuatnya tidak bisa berjalan selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Partai Buruh dan Perubahan
Dikutip dari AFP, para pencela menjuluki Starmer sebagai seorang oportunis yang membosankan. Namun, para pendukung menyebutnya seorang pragmatis manajerial.
“Politik harus mengutamakan pelayanan,” kata Starmer dalam pidato kampanyenya baru-baru ini.
Ia juga selalu menyebutkan mantranya, yaitu “negara pertama, partai kedua”.
Pemerintahan Konservatif telah menunjuk lima perdana menteri yang berbeda dalam 14 tahun.
Partai Buruh, yang berhaluan kiri, unggul jauh dalam sebagian besar jajak pendapat setelah memfokuskan kampanyenya pada satu kata: Perubahan.
Dikutip dari AP, beberapa orang menyamakan pemilu kali ini dengan pemilu 1997. Saat itu Tony Blair yang memimpin Partai Buruh meraih kemenangan telak setelah 18 tahun pemerintahan Konservatif.