Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan kasus kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd (46)? Kasus kematian warga kulit hitam yang memicu gelombang besar protes ketidakadilan rasial di Amerika Serikat (AS) dan seluruh dunia pada 2020.
ADVERTISEMENT
Tepat pada Selasa (25/5) esok adalah setahun peringatan kematian George Floyd. Ia tewas pada 25 Mei 2020, setelah lehernya ditindih dengan lutut selama 9 menit oleh seorang polisi kulit putih di Minneapolis, Derek Chauvin.
Menjelang peringatan itu, keluarga, kerabat hingga ribuan orang menggelar unjuk rasa di luar Pusat Pemerintah Hennepin di pusat Minneapolis, Minggu (23/5) waktu setempat. Di tempat ini, Chauvin diadili.
Hakim telah menyatakan Chauvin bersalah dan akan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara pada 16 Juni mendatang.
Unjuk rasa dibuka dengan pidato dari pihak keluarga George Floyd.
"Ini merupakan tahun yang panjang. Ini merupakan tahun yang menyakitkan. Ini sangat membuat saya dan keluarga saya frustrasi," kata saudara perempuan George Floyd, Bridgett Floyd, dikutip dari Reuters, Senin (25/5).
Bridgett Floyd mengatakan, hidupnya telah berubah dalam sekejap mata ketika kakaknya meninggal.
ADVERTISEMENT
"Saya akan berdiri dan menjadi suara untuknya. Saya akan berdiri dan menjadi perubahan untuknya," ungkapya.
Juru kampanye veteran, Pendeta Al Sharpton, yang turut hadir mengatakan, pembunuhan George Floyd adalah "salah satu aib terbesar dalam sejarah Amerika."
"Apa yang terjadi pada George Floyd, dan juga banyak orang lainnya, mendorong perubahan tidak hanya di seluruh Amerika tetapi juga di dunia," tegasnya.
"Mereka (penjahat rasial) berpikir bahwa mereka bisa lolos begitu saja? dan Anda pergi ke jalan, hitam dan putih, tua dan muda, di tengah pandemi untuk menyerukan keadilan," kata Sharpton.
Usai insiden kematian George Floyd, kekerasan di Minneapolis tak kunjung menurun. Dalam tiga minggu terakhir, kekerasan dengan senjata melonjak, salah satunya kasus seorang anak terkena peluru nyasar. Warga pun kini secara bergiliran melaksanakan patroli.
Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, berencana menambah 200 petugas ke jajaran polisi kota yang menipis, dan telah meminta lebih banyak bantuan dari lembaga penegak hukum luar.
ADVERTISEMENT
Dia mendukung upaya berbasis komunitas, termasuk patroli warga.
"Petugas polisi Minneapolis akan terus bergegas ke jalan yang berbahaya untuk menyelamatkan nyawa," kata Kepala Polisi Medaria Arradondo setelah adanya penembakan pada Sabtu (22/5).
"Kekuatan terbesar kami adalah saat kami semua bekerja sama untuk menjaga keamanan kota kami," imbuhnya.