Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keluarga Sebut Tegar Tersangka Penganiayaan di STIP Bercita-cita Jadi ABRI
4 Mei 2024 23:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tegar Rafi Sanjaya telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan juniornya, Putu Satria Ananta Rustika (19). Tegar dan Putu merupakan taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).
ADVERTISEMENT
Pamar Tegar, Triyono, mengungkapkan menjadi taruna di STIP bukanlah cita-cita utama keponakannya. Sejak kecil, Tegar sudah punya niat ingin menjadi ABRI.
"Ya Allah, dia tuh dari ayahnya masih hidup pengin jadi ABRI," kata Triyono saat ditemui, Sabtu (5/4).
Namun takdir berkata lain. Triyono menyebut, Tegar tidak lolos dalam proses seleksi. Ia pun sempat mencoba peruntungan lain.
"Dia dulu pengen tentara. itu pas masuk itu ngga lolos, kendalanya apa kita ngga tau. Terus masuk ke akademi Akpol, enggak lulus juga," ungkap Triyono.
"Tahunya sudah sekolah di situ (STIP), sama emaknya. Yaudah, kalau itu terbaik enggak apa-apa," lanjut dia.
Triyono juga melihat Tegar sebagai anak yang berprestasi. Nilai akademiknya selama bersekolah pun selalu di atas rata-rata murid lain.
ADVERTISEMENT
"Wah dapat prestasi mulu, bagus rangking sekolahnya bagus katanya emaknya. Makanya dibanggain banget sama keluarga, dari keluarga dari Jawa juga dibanggain banget, bahwa anak ini punya prestasi nih, makanya biar jadi. Anak laki satu-satunya lagi," ucapnya.
Pesan Ibu
Tegar sudah menjadi anak yatim sejak masih kecil. Ia hanya tinggal bersama ibunya, Sri.
Beberapa hari sebelum peristiwa penganiayaan terjadi, Tegar sempat pulang ke rumah. Ketika hendak kembali ke asrama, Tegar dititipkan pesan oleh ibunya.
"Jangan nakal ya, yang baik-baik aja sama temen'. Yaudah, 'iya ma, berangkat ya ma'," kata Triyono menirukan percakapan Tegar dan ibunya.
"Jadi emaknya tahu kalau sekolahan itu (STIP) mungkin sering kaya gitu kan ya (budaya kekerasan). 2017 pernah kejadian kan ya kalau enggak salah," jelas dia.
ADVERTISEMENT