Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kemarahan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna yang direkam 18 Juni lalu dan diunggah oleh akun YouTube resmi Sekretariat Presiden selang sepuluh hari setelahnya, menyiratkan ancaman untuk merombak atau reshuffle kabinet.
ADVERTISEMENT
Kejengkelan nya tersebut disebabkan hasil kinerja para menteri yang masih biasa-biasa saja di masa pandemi. Jokowi juga menyoroti upaya penanggulangan dan penanganan kesehatan yang tidak memberikan hasil signifikan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya. Yunarto juga berpendapat, kemarahan Jokowi tersebut sudah dipersiapkan. Sebagai gambaran pra kondisi kepada publik sebelum mengambil langkah kebijakan reshuffle.
"Diupload selang 10 hari tanggal 28 juni, bisa jadi dalam jeda itu sudah ada keputusan yang diambil, yaitu reshuffle," ungkap Yunarto Wijaya dalam sebuah diskusi webinar, (4/7).
Menurut Yunarto, Presiden yang memarahi para menteri sengaja ditunjukkan agar rakyat tidak kaget terhadap keputusan reshuffle yang akan diambil oleh Presiden Jokowi. Dia juga sepakat bila momen itu sudah diagendakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Saya setuju jika dikatakan ada agenda setting, marahnya pasti itu disiapkan. Itu pra kondisi yang baik, sebagai cara mencubit menteri tapi menurut saya masih lunak," ungkapnya.
Dalam webinar tersebut, Yunarto juga sepakat mengatakan kinerja Kabinet Indonesia Maju tidak memuaskan dalam menanggulangi bencana di masa pandemi. Dia menyebut nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto baginya layak untuk dipecat.
"Sebagai warga dan ketakutan saya, Terawan. Sikap Terawan diawal pandemi dan membaca hasil angka positif itu jelek," ujarnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.