Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemenag Sebut 2 Jenis Visa Haji Resmi: Berdasarkan Kuota dan Mujamalah
31 Mei 2024 21:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan masyarakat yang ingin berhaji untuk memastikan visa yang dimiliki adalah visa haji resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Hal ini menyusul adanya 24 WNI yang diamankan oleh aparat keamanan Arab Saudi di Miqat Masjid Bir Ali Madinah, pada Selasa, 28 Mei 2024.
ADVERTISEMENT
24 WNI itu mencoba masuk Makkah untuk berhaji menggunakan visa ziarah.
Tim Media Center Haji Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan ada tiga landasan yang mengharuskan jemaah berhaji menggunakan visa resmi.
Pertama, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, terdapat dua jenis visa haji yang legal, yaitu visa haji kuota Indonesia yang terdiri dari kuota haji reguler dan haji khusus. Lalu ada visa haji Mujamalah yang merupakan undangan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
“Haji dengan visa Mujamalah ini populer dengan sebutan haji Furoda, yakni haji yang menggunakan visa undangan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Jemaah yang menggunakan visa ini wajib berangkat melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK),” kata Widi dalam rilis Kemenag ,Jumat (31/05/2024).
ADVERTISEMENT
Kedua, fatwa Haiah Kibaril Ulama Saudi yang mewajibkan adanya izin haji bagi siapa pun yang ingin menunaikan haji. Dalam fatwa tersebut disampaikan empat alasan berhaji dengan visa resmi.
Pertama, kewajiban memperoleh izin haji didasarkan pada apa yang diatur dalam syariat Islam. Kedua, kewajiban untuk mendapatkan izin haji sesuai kepentingan yang disyaratkan syariat. Hal ini akan menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada jamaah haji.
“Ketiga, kewajiban memperoleh izin haji merupakan bagian dari ketaatan kepada pemerintah,” ucapnya.
Kempat, ia melanjutkan, haji tanpa izin tidak diperbolehkan. Sebab, kerugian yang diakibatkannya tidak terbatas pada jemaah, tetapi meluas pada jemaah lain.
Menurut fatwa tersebut, kata dia, tidak boleh berangkat haji tanpa mendapat izin, dan berdosa bagi yang melakukannya karena melanggar perintah pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Bahkan, Pemerinah Saudi telah menetapkan sanksi berhaji tanpa visa dan tasreh resmi,” tandasnya
“Terakhir, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) memutuskan bahwa haji dengan visa non haji atau tidak prosedural itu sah, tetapi cacat dan pelakunya berdosa. Keputusan ini menjadi salah satu hasil musyawarah pengurus Syuriyah Nahdlatul Ulama yang digelar pada 28 Mei 2024 lalu,” katanya.
139 Ribu Jemaah Tiba di Tanah Suci
Hingga Kamis, 30 Mei 2024 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Jumat, 31 Mei 2024 pukul 01.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 139.421 orang yang terbagi dalam 355 kelompok terbang. Jemaah yang wafat di Tanah Suci hingga saat ini berjumlah 28 orang.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Jumat, 31 Mei 2024 terdapat 19 kelompok terbang, dengan jumlah 7.447 jemaah haji, akan diterbangkan ke Jeddah, dengan rincian sebagai berikut:
1) Embarkasi Jakarta Pondok Gede (Jkg) Sebanyak 880 Jemaah/ 2 Kloter
2) Embarkasi Solo (SOC) sebanyak 1.800 jemaah/ 5 Kloter
3) Embarkasi Banjarmasin (BDJ) sebanyak 320 jemaah/ 1 Kloter
4) Embarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 742 jemaah/ 2 Kloter
5) Embarkasi Palembang (PLM) sebanyak 444 jemaah/ 1 Kloter
6) Embarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 440 jemaah/ 1 Kloter
7) Embarkasi Makassar (UPG) sebanyak 450 jemaah/ 1 Kloter
8) Embarkasi Medan (KNO) sebanyak 360 jemaah/ 1 Kloter
9) Embarkasi Batam (BTH) sebanyak 350 jemaah/1 Kloter
10) Embarkasi Aceh (BTJ) sebanyak 388 jemaah/ 1 Kloter
ADVERTISEMENT
11) Embarkasi Padang (PDG) sebanyak 393 jemaah/ 1 Kloter
12) Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) sebanyak 880 jemaah/ 2 Kloter