Kemlu: Belum Ada Rencana Terima Kembali Vaksin Corona dari Luar Negeri

25 Agustus 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedatangan vaksin corona tahap 12, vaksin AstaZeneca dari COVAX, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/5). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Kedatangan vaksin corona tahap 12, vaksin AstaZeneca dari COVAX, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/5). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, pihaknya tidak menilik urgensi untuk menerima pengiriman pasokan vaksin COVID-19 dari luar negeri dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sudah dikoordinasikan Kemlu RI dengan Kementerian Kesehatan. Mereka sepakat bahwa kebutushan vaksin corona terutama booster masih cukup.
Kemlu bahkan meyakini, kapasitas negara dalam menangani virus corona telah menguat. Dengan demikian, angka kasus infeksi pun semakin terkendali.
Kemlu RI mempertimbangkan laju, jangkauan, dan cakupan vaksinasi. Mencatat jumlah vaksin yang masih mencukupi di dalam negeri, Indonesia lantas tidak akan menargetkan pengiriman pasokan tambahan.
"Hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum ada rencana untuk membuka kembali penerimaan vaksin dari negara mitra maupun dari COVAX facility," lapor Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kemlu RI, Lintang Paramitasari, saat konferensi pers daring pada Kamis (25/8).
Direktur Sekdilu Kemlu RI, Lintang Paramitasari, dalam konferensi pers virtual di Kemlu RI, Jakarta, Kamis (20/1/2022). Foto: Kemlu RI
COVID-19 Vaccines Global Access (COVAX) merupakan inisiatif global untuk kesetaraan perawatan kesehatan terkait pandemi. WHO beserta sejumlah organisasi lainnya memimpin COVAX.
ADVERTISEMENT
COVAX masih memiliki komitmen penyediaan vaksin gratis bagi 30 persen dari populasi Indonesia. Sejauh ini, pemerintah telah menerima 103,9 juta dosis vaksin tersebut.
"Kalau melihat dari jumlah yang ada, sepertinya kita masih belum ada rencana pengadaan lagi karena masih tersedia alokasi vaksin gratis dari skema multilateral," jelas Lintang.
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech. Foto: Jaclyn Nash/via REUTERS
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI turut menyesuaikan keputusannya dengan kondisi terkini. Pihaknya akan menghentikan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional untuk penanganan COVID-19 dalam rancangan APBN 2023.
"Jadi, anggaran nantinya akan difokuskan pada penanganan krisis global yang berdampak ke dalam negeri, seperti kasus dalam sektor pangan, energi, dan juga keuangan," terang Lintang.
Pemerintah tengah merancang penanganan COVID-19 jangka menengah dan panjang. Selain memastikan pasokan, Kemlu RI juga mendorong pengembangan vaksin corona di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah vaksin BUMN dengan platform protein rekombinan. Vaksin tersebut dikembangkan oleh Bio Farma dan Baylor College of Medicine di Amerika Serikat (AS).
"Saat ini, vaksin BUMN tersebut sedang dalam uji klinis tahap ketiga," papar Lintang.
"Kemlu RI berupaya memfasilitasi pembahasan vaksin BUMN ini di WHO agar vaksin tersebut bisa mendapatkan EUL [Emergency Use Listing atau izin penggunaan], tentunya setelah mendapatkan EUL dari Badan POM di Indonesia," pungkasnya.