Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kepala Tahura Sebut Penanaman Mangrove 'G20' Dipaksakan, Melawan Alam
23 Oktober 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Subandi menilai tantangan menanam mangrove di tengah laut berat. Hal ini karena lokasi dan media tanamnya tidak sesuai dengan tempat tumbuh mangrove.
"Tempat tumbuhnya tidak memenuhi syarat tapi kita paksakan dengan metode khusus juga gagal. Saya sudah ingatkan harus hati-hati karena di situ tantangan berat, menanam mangrove di situ ibaratnya melawan alam karena media tumbuhnya tidak memenuhi syarat," katanya saat ditemui di Dinas LKH Bali, Rabu (23/10).
Subandi menceritakan, penanaman mangrove di tengah laut ini bermula saat pihak Tol Bali Mandara menerima instruksi penghijauan dari pemerintah pusat untuk menyambut kegiatan G20 di Bali. Pemerintah tak mau sepanjang jalan tol terlihat gersang.
"Waktu itu ada event G20, tol diinstruksikan agar Bali Tol diusahakan dihijaukan, kiri dan kanan. Ini kan berat," katanya.
ADVERTISEMENT
Pihak Tol Bali Mandara akhirnya melakukan penanaman bunga di barrier tol, pohon-pohon di sela-sela jalan tol hingga mangrove di sekitar laut tol. Mangrove ditanam di area laut yang terdapat gundukan sisa material pembangunan proyek tol.
Tahura kemudian merekomendasikan penanaman mangrove dengan metode guludan. Yakni, meninggikan material penanaman mangrove, memasang bambu menahan ombak dan memasang jaring mencegah serangan hama tritip.
Menurutnya, penanaman mangrove yang baik ada di atas rawa-rawa berair pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Mangrove juga wajib dibersihkan dari sampah dan hama tritip berupa kerang. Hal ini untuk membantu pertumbuhan bibit mangrove.
Sementara itu, penanaman mangrove di tengah laut atau dekat tol itu sangat berisiko lantaran ombak atau arus kuat, serangan hama tritip besar dan risiko tersangkut sampah laut.
ADVERTISEMENT
Dia menduga pihak tol rutin melakukan perawatan dalam dua tahun belakangan. Namun, dia sudah memprediksi tanaman mangrove itu bakal gagal lantaran sulit hidup di tengah laut.
"Ini kan sudah hampir dua tahun berjalan mestinya akarnya sudah tumbuh, menjalar ke tanah. Kalau kita lihat di sana sampai sekarang cuma masih seukuran bibit," katanya.
Subandi juga menanggapi video viral menyebut tanaman mangrove "G20" mati tak dirawat. Menurutnya, tanaman mangrove itu hampir gagal tumbuh. Bukan karena tak dirawat namun karena tingkat keberhasilan hidup mangrove sangat kecil.
Selain itu, biaya perawatan dan pemeliharaan mangrove di lokasi itu tinggi. Pihak Tol Bali Mandara wajib mengganti secara rutin bibit yang rusak atau mati, bambu dan jaring yang rusak karena ombak dan serangan tritip.
ADVERTISEMENT
"Sekarang memang betul tidak kami pungkiri sepertinya gagal itu (tanaman mangrove tumbuh) karena yang kami hadapi adalah alam, melawan alam tidak mudah," katanya.
Subandi menyarankan Pihak Tol Bali Bandara tidak melanjutkan penanaman mangrove di lokasi tersebut. Menurutnya, membangun atau memperbaiki tanaman di lokasi itu menelan biaya besar yang justru membuang anggaran.
Dia berharap Pihak Tol Bali Mandara merawat tanaman mangrove yang sudah berhasil tumbuh di dekat pintu masuk tol dan tanaman lainnya.
"Tanaman bakal tumbuh di tempat tumbuhnya jika tempat tumbuh tidak memenuhi syarat kita paksakan kita dengan metode itu tadi tapi gagal. Terkesan terbengkalai karena memang berat melawan alam,” katanya.
Disebut Mati karena Tak Terawat
Kondisi tanaman mangrove bertuliskan 'G20' itu menjadi perbincangan di media sosial. Warganet menyebut tanaman itu mati lantaran tidak terawat.
ADVERTISEMENT
Tanaman mangrove ini ditanam saat Indonesia menjadi tuan rumah forum internasional G20. Puncak acara G20 digelar pada November 2022 di Bali. Mangrove ditanam oleh PT Jasamarga Bali Tol (JBT). PT JBT adalah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pengelola Jalan Tol Bali Mandara.
Assistant Manager Risk and Quality Management & Corporate Communication PT Jasamarga Bali Tol, I Wayan Purwajaya membantah tanaman mati lantaran tak dirawat.
"Terkait tidak terawatnya itu tidak benar, kami melakukan perawatan terhadap mangrove yang kami tanam," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (22/10).