Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kepsek SMAN 1 Cawas Klaten Tak Akan Tutup Kolam Maut, Pengamanan Diperketat
10 Juli 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kepala SMAN 1 Cawas Klaten , Jawa Tengah, Arik Sulistyorini, memastikan pihak sekolah tidak akan menutup kolam yang menewaskan Ketua OSIS Fajar Nugroho (18 tahun). Namun, ada beberapa hal yang diubah sesuai rekomendasi polisi agar kolam lebih aman dan kejadian serupa tidak terulang.
ADVERTISEMENT
Fajar tewas tersetrum usai diceburi teman-temannya ke kolam tersebut. Ia memegang kabel yang berada di pinggir kolam saat hendak keluar kolam.
Pantauan kumparan, kolam tersebut memiliki kedalaman 1,7 meter dengan air berwarna hijau. Luas kolam 12x7 meter dilengkapi dua pompa air. Bagian tengah kolam terdapat taman bertuliskan “Prestasiku Untuk Negara Dan Bangsaku” dan “SMAN 1 Cawas Prabawiyatatama Klaten”.
Kolam itu dikelilingi ruang kelas X A-F dan musala sekolah. Terdapat dua jembatan yang menghubungkan bagian tepi ke tengah kolam.
Saat ini sekeliling kolam dipasangi garis polisi.
“Kalau menutup kolam butuh biaya yang tinggi. Perencanaan sekolah anggaran ke depan untuk pembenahan sesuai saran polisi,” ujar Arik, Rabu (10/7).
Dia mengatakan berdasarkan rekomendasi Polres Klaten kolam dibikin dangkal, jaringan listrik yang ada di dalam sekitar dan lampu untuk instalasinya. Kemudian rambu-rambu perlu untuk diberikan keamanan buat anak.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada batas-batas buat anak. Pagar kita benahi. Jembatan yang sisi Timur itu akan kita hilangkan. Jadi akses kolam hanya satu Utara. Akan kasih kunci pagar,” katanya.
Dia mengatakan kolam itu dibangun 20 tahun lalu yang berfungsi untuk sirkulasi, sumur resapan serta menampung air hujan. Saat kemarau air di kolam digunakan untuk menyiram tanaman.
“Kolam juga untuk limbah air wudu siswa 1.000 lebih. Kolam juga buat pelihara ikan nila,” ucap dia.
Terkait kematian Fajar, Arik mengatakan ada enam siswa dimintai keterangan polisi. Satu siswa masih dirawat di rumah sakit.
“Ada pembinaan dari sekolah. Sementara ini biarkan anak-anak tenang dulu. Anak trauma atas kejadian tersebut karena mereka tidak berpikir itu akan mencelakai temannya. Motifnya hanya guyonan. Akibatnya sangat luar biasa serta timbulkan trauma sangat mendalam untuk anak-anak,” papar dia.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan pihak sekolah akan minta maaf langsung pada keluarga korban. Namun, tidak sekarang karena keluarga masih berduka.
“Kita ada agenda menemui keluarga korban. Kita akan minta maaf kepada keluarga. Untuk saat ini masih duka. Akan agendakan, waktu melayat bapak Fajar masih menangis dan ibu masih belum balik ke rumah masih di makam. Kalau keluarga sudah tenang kita ke sana ucapkan belasungkawa,” pungkasnya.
Kapolres Klaten AKBP Warsono mengatakan dalam kasus ini keluarga sudah buat surat pernyataan tidak membawa kasus ini ke hukum dan tidak mau korban diautopsi.
“Dan menyatakan kejadian ini sebagai musibah. Baik penyidikan belum, kita dasarnya apa. Sudah ada enam orang saksi dimintai keterangan,” pungkasnya