Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kepulauan Solomon Diminta AS untuk Pilih Bermitra dengan Mereka atau China
4 Oktober 2022 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele, kepada wartawan saat tengah berada di Kota Wellington, Selandia Baru, pada Selasa (04/10).
Kala itu, Manele dimintai pendapat soal keraguan negaranya terhadap pernyataan gabungan yang ditandatangani di Washington pekan lalu.
“Dalam draf awal ada beberapa referensi yang tidak nyaman bagi kami,” ungkap Manele, seperti dikutip dari AFP.
“Ini menempatkan kita dalam posisi bahwa kita harus memihak kepada satu sisi (AS atau China) dan kita tidak ingin ditempatkan dalam posisi kita harus memilih sisi mana pun,” terang dia.
Dan ketika ditanya apakah referensi itu untuk China, Manele menjawab singkat, “Secara tidak langsung”.
Ia mengatakan, AS dan 14 negara Pasifik yang bertemu di Washington pekan lalu pada akhirnya menemukan kesepakatan, di mana Kepulauan Solomon memiliki kemungkinan untuk menandatangani deklarasi akhir.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengungkapkan, negosiasi di Washington telah mengatasi kekhawatiran Kepulauan Solomon dengan cara yang positif.
Sementara itu, Manele kepada wartawan di Wellington mengatakan, China dan AS disambut baik di kawasan Pasifik.
Ia kembali menegaskan posisi Kepulauan Solomon yang netral, dan bahwa pakta keamanan yang ditandatangani pada April lalu tidak akan mengakibatkan adanya kehadiran pangkalan militer China di negara tersebut.
“Indo-Pasifik tidak boleh dilihat sebagai wilayah konfrontasi, konflik, perang,” tegas Manele.
“Tidak ada ketentuan untuk pangkalan militer dalam perjanjian itu. Kami menyambut baik keterlibatan kembali AS dengan Pasifik dan kami berharap dapat bekerja sama dengan semua mitra kami.,” pungkasnya.
Secara historis, AS telah memegang peran utama di Pasifik Selatan sejak berakhirnya Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan pengaruhnya di kawasan tersebut dengan berbagai cara. Contohnya, melalui investasi, pelatihan aparat keamanan, hingga yang paling kontroversial — mendeklarasikan pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon.
AS yang memandang China sebagai saingan itu pun langsung bertindak. Demi melawan pengaruh Beijing yang semakin signifikan di kawasan tersebut, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pendanaan baru sebesar USD 810 juta (Rp 12 miliar) untuk Kepulauan Pasifik dan mengesahkan perjanjian kemitraan AS-Pasifik yang lebih dekat pada pekan lalu.