Kerusakan RSI Gaza Imbas Dibom Israel: Struktur Bangunan hingga Alat Kesehatan

12 Agustus 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berjalan di dekat Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara. Foto: Mohammad AHMAD / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan di dekat Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara. Foto: Mohammad AHMAD / AFP
ADVERTISEMENT
Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Utara menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki fasilitas RS yang mengalami kerusakan signifikan akibat serangan Israel.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim MER-C, dr. Dany Kurniadi, menjelaskan bahwa kerusakan di RSI dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu kerusakan struktur bangunan dan kerusakan sarana prasarana termasuk alat-alat kesehatan. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers langsung dari Gaza melalui panggilan video ke Jakarta, Senin (12/8).

Kerusakan Struktur Bangunan

Tim MER-C Tiba di Gaza Utara, Live Report Kondisi dan Situasi Terkini dari RS Indonesia. Jakarta, Senin (12/8/2024). Foto: YouTube/ MER-C Indonesia
Dany menjelaskan bahwa kerusakan struktur bangunan RSI tidak terlalu ekstensif, namun tetap mempengaruhi operasional rumah sakit.
"Struktur bangunan masih cukup bagus secara umum, tetapi terdapat beberapa kerusakan akibat roket dan kebakaran di lantai tiga dan empat. Selain itu, akses menuju rumah sakit juga terganggu oleh puing-puing kendaraan dan jalan yang rusak," ujar Dany.
Meskipun demikian, upaya perbaikan akses telah dilakukan, paving block jalan masih berantakan dan perlu diperbaiki lebih lanjut.
ADVERTISEMENT

Krisis Listrik

Salah satu permasalahan paling mendesak di RSI adalah krisis listrik. Rumah sakit mengandalkan dua sumber listrik utama, yakni generator dan solar panel.
Namun, hanya sekitar 20 persen solar panel yang masih berfungsi, sementara generator sangat bergantung pada pasokan bahan bakar dari WHO.
"Mati listrik sering terjadi, dan ini berdampak pada kerusakan alat-alat medis yang ada. Saat ini, kami mengandalkan kombinasi generator dan solar panel, namun daya listrik yang tersedia sangat terbatas," tutur Dany.
Ia menekankan bahwa perbaikan listrik harus menjadi prioritas utama, karena tanpa listrik yang stabil, operasional rumah sakit sangat terganggu.
"Kita tetap melakukan tindakan medis, meskipun lampu mati. Operasi terkadang harus dilanjutkan dengan bantuan senter dari ponsel," lanjutnya.
ADVERTISEMENT

Kerusakan Alat Medis

Tim MER-C Tiba di Gaza Utara, Live Report Kondisi dan Situasi Terkini dari RS Indonesia. Jakarta, Senin (12/8/2024). Foto: YouTube/ MER-C Indonesia
Selain listrik, kerusakan alat-alat medis juga menjadi perhatian utama. Banyak peralatan penting seperti CT scan, laboratorium, dan UPS mengalami kerusakan.
"Sebagian besar alat medis masih bisa diselamatkan, tetapi ada beberapa yang harus segera diperbaiki agar rumah sakit dapat berfungsi optimal. Misalnya, alat pemeriksaan photochemistry dan screening darah sangat mendesak untuk diperbaiki," ujar Dany.
Ia juga menyoroti kekurangan alat medis spesialistik seperti USG, yang saat ini hanya tersedia satu unit yang berfungsi di RSI.
"Alat-alat medis seperti implan ortopedi, endoskopi, dan lainnya juga sangat terbatas, bahkan stoknya di seluruh Gaza mungkin hanya tersisa 1-2 persen," tambahnya.

Upaya Perbaikan dan Bantuan

MER-C juga sedang mengirimkan alat-alat medis yang ditemukan di Yordania melalui JHCO (Jordan Hashemite Charity Organization) serta bahan makanan bekerja sama dengan NGO lainnya.
ADVERTISEMENT
Liaison Officer EMT MER-C, Marissa Noriti, menyampaikan bahwa RS Indonesia adalah satu-satunya rumah sakit di Gaza yang memiliki fasilitas ICU dengan 9 unit yang aktif.
Dengan kapasitas 67 tempat tidur, saat ini tingkat okupansi di RSI telah mencapai 150 persen.
"Urgent sekali untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur mengingat kebutuhan yang terus meningkat," pungkasnya, seraya menekankan fokus utama masih pada meningkatkan kapasitas listrik.
Setelah mengalami kerusakan parah, Rumah Sakit Indonesia kembali aktif beroperasi sejak Juni lalu.