Kerusuhan di Penjara Ekuador Kembali Terjadi, 15 Napi Tewas

4 Oktober 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota keluarga narapidana menunggu di luar penjara Cotopaxi No 1 untuk menunggu informasi usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Anggota keluarga narapidana menunggu di luar penjara Cotopaxi No 1 untuk menunggu informasi usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
ADVERTISEMENT
Kerusuhan berdarah antar sesama tahanan kembali terjadi di penjara Ekuador. Sedikitnya 15 narapidana tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam insiden kekerasan penjara terbaru di Kota Latacunga.
ADVERTISEMENT
Laporan itu dikonfirmasi oleh Gubernur Provinsi Cotopaxi, Oswaldo Coronel, pada Senin (4/10).
“Saat ini, menurut informasi forensik dari polisi nasional, 15 orang telah meninggal dunia (dan) 21 orang terluka, 14 di antaranya telah dievakuasi ke rumah sakit di kota Latacunga,” ujar Coronel kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, saat ini keamanan di area penjara tersebut sudah berhasil dipulihkan. Sementara Otoritas Penjara Amerika Selatan (SNAI) tengah berupaya mengidentifikasi identitas mayat-mayat tersebut. Belum dapat dipastikan apa pemicu terjadinya kerusuhan itu.
Tentara duduk di truk di luar penjara Cotopaxi No 1, usai adanya kekerasan dalam penjara, di Latacunga, Ekuador, Senin (3/10/2022). Foto: Karen Toro/Reuters
Namun, kerusuhan mematikan antar sesama tahanan kerap terjadi di berbagai penjara di Ekuador. Sebelumnya, pada Juli lalu sejumlah 13 tahanan tewas di penjara
Bellavista, Kota Santo Domingo de los Tsáchilas, hanya dua bulan usai terjadinya kekerasan di penjara yang sama dan menewaskan 43 orang.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan di bawah Presiden Guillermo Lasso yang konservatif mengaitkan kekerasan penjara dengan perkelahian antar geng atas kontrol wilayah dan rute perdagangan narkoba.
Sementara itu, Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika bekata lain. Pihaknya menilai, kerusuhan kerap terjadi lantaran sistem keamanan dan ketertiban penjara Ekuador yang sudah tidak terawat, karena diabaikan oleh negara.
Keluarga narapidana saat menunggu kepastian kabar keluarga mereka usai kerusuhan di penjara Bellavista di Santo Domingo de los Tsachilas, Ekuador, Selasa (10/5), sehari setelah kerusuhan. Foto: Rodrigo Buendia/AFP
Tidak adanya kebijakan yang komprehensif serta kondisi sel yang buruk bagi narapidana juga menjadi faktor pemicu terjadinya kekerasan antar sesama tahanan.
Pemerintah telah mengambil berbagai cara untuk memberantas kekerasan. Mereka mengalirkan investasi untuk sistem keamanan penjara.
Pihaknya juga membentuk komisi dan kebijakan baru. Para tahanan paling berbahaya kini ditahan di satu lembaga pemasyarakatan. Namun, langkah-langkah itu tidak mengurangi pertumpahan darah.
ADVERTISEMENT
Kapasitas yang telah mencapai maksimum juga menjadi masalah. Terdapat 35.500 tahanan di 65 penjara berbeda. Fasilitas-fasilitas itu hanya memiliki daya tampung 30.000 napi.
Namun, 11,3 persen di antaranya menampung narapidana hingga melebihi kapasitas maksimum.