Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kesaksian WNI di Kamboja: Ada Polisi yang Dibayar untuk Lindungi Aktivitas Judi
23 Agustus 2022 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pihak kepolisian Sumatera Utara baru-baru ini berhasil menggagalkan penyelundupan sejumlah 212 Pekerja Migran Indonesia (PMI ) ilegal, yang hendak dikirim ke Kamboja melalui Medan pada Jumat (12/8).
ADVERTISEMENT
Polisi menduga, ratusan PMI ilegal itu nantinya akan dipekerjakan di situs judi online yang marak di Kamboja . Perekrut mereka ternyata berasal dari Indonesia dan berhasil ditangkap polisi.
"Itu yang kami dalami, Insyallah akan kami dalami. Tetapi kita duga kuat mereka akan direkrut di situs (judi) yang sedang marak di Kamboja. Dan itu sudah kita monitor dari teman Kemenlu dan BP2MI," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra, pada Senin (22/8).
Menurut Dekrit Kerajaan Kamboja No. NS/R. Decr/0196/28, aktivitas perjudian dianggap ilegal di negara tersebut. Meski demikian status ilegal cuma berlaku bagi warga Kamboja itu sendiri.
Artinya, bagi siapa pun warga asing yang berada di Kamboja dan melakukan aktivitas judi, maka ia tidak akan ditahan dan hal ini dianggap lazim oleh masyarakat setempat. Dengan kata lain, para pelaku judi di Kamboja hanya terdiri dari warga atau investor asing.
ADVERTISEMENT
Salah satu kota dengan aktivitas perjudian terbesar dan lokasi kasino termegah di Kamboja, Kota Sihanoukville, menjadi buktinya. Selain menjadi kota pelabuhan satu-satunya, kota ini juga terkenal sebagai pusat di mana investor-investor asal China menanamkan modalnya.
Kota Sihanoukville pun menjadi salah satu tempat kerja PMI ilegal di Kamboja. Mereka dianggap ilegal, sebab tidak mengantongi izin kerja dan hanya bermodalkan visa turis.
"Ini episentrumnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di cyber scam," kata Sekretaris Pertama Fungsi Pelindungan WNI KBRI Phnom Penh, Teguh Adhi Primasanto, saat dihubungi kumparan, pada Sabtu (30/7/2022).
Di kota ini pula, aktivitas ilegal seperti perjudian, penipuan siber (cyber scam), kasino, kejahatan siber (cyber crime), hingga eksploitasi dan perdagangan manusia sudah bersarang selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil wawancara eksklusif kumparan dengan salah seorang WNI yang pernah bekerja di Sihanoukville pada Selasa (2/8) awal bulan ini, aparat kepolisian di wilayah itu pun cenderung tidak menghiraukan maraknya aktivitas ilegal di sana.
"Saya sempat minta tolong kepada salah satu polisi yang ada di sana. Namun, mereka enggak bisa ngomong apa-apa karena mereka juga dibayar untuk menjaga keamanan di sana," kata WNI yang disamarkan nama aslinya itu.
WNI itu bercerita soal kesaksiannya saat mencoba meminta pertolongan dari polisi yang sedang berjaga untuk kabur dari jeratan perekrutnya. Kala itu, ia dipaksa bekerja sebagai customer service di sebuah perusahaan judi/investasi bodong milik sindikat kriminal China.
Adapun aparat kepolisian di Sihanoukville berseragam layaknya polisi pada umumnya. Ia menggunakan pakaian lengkap serba hitam dan membawa-bawa senjata.
ADVERTISEMENT
WNI tersebut melihat adanya oknum polisi Kamboja yang dengan sengaja bekerja untuk sindikat kriminal perusahaan investasi bodong tersebut, diberi upah untuk bungkam, dan melindungi aktivitas ilegal.
"Tetapi ada polisi juga yang ikut berjaga-jaga karena dibayar khusus untuk menjaga keamanan yang tadi saya maksud," sambung dia.