Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ketua DPR AS Nancy Pelosi Pertimbangkan Pensiun usai Suaminya Diserang
8 November 2022 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi , menyebut serangan seorang penyusup terhadap suaminya di rumah mereka akan memengaruhi keputusannya tentang masa pensiun dari Kongres AS pada Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
Dia tampil dalam wawancara televisi pertamanya sejak Paul Pelosi menderita patah tulang tengkorak akibat serangan di San Fransisco, Negara Bagian California, pada 28 Oktober.
Nancy Pelosi awalnya menyatakan keberatan saat ditanya tentang kemungkinan pensiun bila Partai Demokrat kehilangan mayoritas tipisnya di DPR AS setelah pemilu paruh waktu pada Selasa (8/11).
Kendati demikian, dia menambahkan, serangan terhadap suaminya akan menjadi faktor pertimbangannya untuk pensiun.
"Saya harus mengatakan, keputusan saya akan dipengaruhi oleh apa yang terjadi satu atau dua pekan terakhir," ungkap Nancy Pelosi, dikutip dari Reuters, Selasa (8/11).
Ketika ditanya apakah dia mengacu pada serangan terhadap suaminya dalam pernyataan tersebut, Nancy Pelosi mengiyakan.
Sambil menahan air mata, dia menceritakan momen ketika dia dibangunkan oleh Polisi Capitol AS di apartemennya di Washington.
ADVERTISEMENT
Otoritas belum mengumumkan motif tersangka. Namun, serangan ini terjadi kurang dari dua pekan sebelum pemilihan paruh waktu.
Para anggota partai telah memperingatkan tentang potensi kekerasan bermotif politik menjelang pemilu untuk menyusun ulang Kongres AS. Tersangka pun ternyata mendukung posisi sayap kanan ekstrem di media sosialnya, termasuk teori konspirasi tentang COVID-19.
Nancy Pelosi mengatakan, serangan itu berakar dari 'kekeliruan' yang turut mendorong massa menyerbu Gedung Kapitol pada 6 Januari 2021. Penyerbuan ini dilakukan pendukung mantan Presiden AS, Donald Trump, untuk membatalkan hasil pilpres pada 2020.
Tersangka serangan terhadap Paul Pelosi adalah pria berusia 42 tahun, David Wayne DePape. Jaksa mengatakan, dia telah mengakui rencananya untuk menculik Nancy Pelosi.
DePape berniat menginterogasi dan mematahkan tempurung lutut politikus tersebut bila dia berbohong. DePape didakwa di pengadilan federal dengan percobaan penculikan dan penyerangan.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku tak bersalah atas tuduhan terpisah di pengadilan Negara Bagian California. Tuduhan ini meliputi percobaan pembunuhan, penyerangan dengan senjata mematikan, perampokan, kekerasan terhadap lansia, pemenjaraan palsu, dan mengancam pejabat publik.
Ketika serangan berlangsung pada pagi buta, Paul Pelosi sedang berada di rumah mereka sendirian. Menuntut bertemu dengan Nancy, tersangka menerobos masuk melalui pintu kaca.
Dia menenteng palu dan meneriakkan 'Di mana Nancy?'. Nancy Pelosi mengungkapkan, sangat menyakitkan baginya bahwa dia adalah target dari serangan yang justru menyakiti suaminya.
Selama serangan, tersangka memukul korban setidaknya sekali. Pria berusia 82 sampai sekarang masih dirawat.
"Paul bukan targetnya, dan dialah yang membayar harganya," kata Nancy Pelosi.