Kilas Balik 16 Tahun Kekuasaan 'Mama' Merkel di Jerman

9 Desember 2021 18:21 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara selama konferensi pers tentang perkembangan terkini di Afghanistan, di Kanselir di Berlin, Jerman, Senin (16/8). Foto: Odd Andersen/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara selama konferensi pers tentang perkembangan terkini di Afghanistan, di Kanselir di Berlin, Jerman, Senin (16/8). Foto: Odd Andersen/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Angela Merkel resmi menyerahkan kursi kanselir Jerman kepada politikus Partai Sosial Demokrat (SPD), Olaf Scholz, pada Rabu (8/12). Dengan itu pula, berakhirlah 16 tahun kekuasaan Merkel, si kanselir yang dihadiahi julukan ‘Mutti’ atau ‘Mama’.
ADVERTISEMENT
Wanita yang lahir pada 17 Juli 1954 di Hamburg, Jerman Barat, itu merupakan sosok prominen di panggung perpolitikan Jerman.
Dalam 16 tahun jabatannya, ia menjadi saksi pergantian pemimpin berbagai negara. Tak hanya sekali maupun dua kali.
Sepanjang masa jabatan Merkel, Amerika Serikat sudah empat kali berganti presiden; Inggris lima perdana menteri (PM); Australia enam PM; Italia tujuh PM; dan Jepang delapan PM.
Masa kepemimpinan yang langgeng tersebut berakhir ketika Merkel memutuskan untuk tidak akan lagi mencalonkan diri sebagai pimpinan Partai Persatuan Demokrat Kristen Jerman (CDU).
Ia juga mengumumkan untuk tidak lagi maju sebagai kanselir Jerman untuk periode kelima.
Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto: Michele Tantussi/REUTERS
Langgengnya masa pemerintahan Merkel ini memunculkan pertanyaan: Bagaimana dengan demokrasi Jerman, apakah tetap negara demokratis? Mengingat Merkel memerintah Jerman selama empat periode.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Deutsch Welle, di bawah konstitusi Jerman, tidak ada batasan jumlah periode seorang kanselir bisa menjabat. Memang, di bawah sistem parlementer seperti di Jerman, kepala pemerintahan—kanselir atau perdana menteri—tidak dipilih secara langsung oleh rakyat.
Namun, lewat suara yang digunakan, para pengguna hak suara dapat secara langsung mempengaruhi siapa yang mengepalai pemerintahan di negaranya.
Menurut pakar politik Jerman, Frank Decker, tidak adanya batasan periode pemimpin di sistem parlementer ini bukan masalah.
“Dalam sistem pemerintahan parlementer, pertanyaan ini biasanya akan terjawab sendiri, jadi Anda tak perlu menerapkan batasan periode,” kata Decker. Dalam waktu tertentu, akan tiba saatnya seorang kanselir atau PM tidak akan kembali terpilih.
Kanselir Jerman, Angela Merkel. Foto: AFP/ODD ANDERSEN
Bagaimana caranya? Lewat mosi tidak percaya di parlemen. Kepala pemerintahan bisa ditumbangkan jika parlemen tidak lagi percaya pada kepemimpinannya. Seperti yang terjadi pada 1982, di masa pemerintahan Kanselir Helmut Schmidt.
ADVERTISEMENT
Politisi SPD itu digulingkan setelah mosi tidak percaya dilayangkan oleh CDU. Politisi CDU, Helmut Kohl, akhirnya menggantikan Schmidt.
Kohl pun menjadi kanselir Jerman dengan masa pemerintahan terlama, 16 tahun—dan dua pekan lebih lama dibandingkan Merkel.
Tetapi, apakah tetap demokratis, memiliki pimpinan yang tidak ingin melepaskan jabatannya? Decker mengatakan, jawaban dari pertanyaan ini dijawab dengan mudah oleh Helmut Kohl.
“Ia [Kohl] pernah mendapatkan pertanyaan soal jabatan yang hampir sama lamanya dengan Bismarck, eks Kanselir Reich. Ia menjawab, ‘Lain halnya dengan Bismarck, saya selalu kembali dipilih [oleh rakyat dan parlemen],’” kata Decker.
Dalam kata lain, periode pemerintahan yang lama di Jerman dan sistem parlementer lainnya terjadi karena sang kepala pemerintahan didukung langsung oleh rakyat.
Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Awal Kehidupan Politik Angela Merkel

Merkel merupakan lulusan di program studi Fisika, dan memiliki gelar Doktor di bidang Fisika Kuantum.
ADVERTISEMENT
Besar di Jerman Timur ketika Jerman masih terbagi dua—Barat dan Timur—ia mulai aktif di dunia politik pada 1989, tak lama setelah runtuhnya Tembok Berlin.
Dikutip dari Britannica, ia bergabung dengan CDU pada Agustus 1990, partai yang membesarkan namanya. Pada Desember 1990, ia memenangkan pemilu dan menjadi anggota parlemen Jerman, Bundestag.
Pada Januari 1991, ia ditunjuk sebagai menteri wanita dan pemuda oleh Kanselir Helmut Kohl. Penunjukan yang dianggap tidak biasa ini membuat masyarakat memberi julukan kepada Merkel, “Kohls Mädchen” atau “Anak Gadisnya Kohl.”
Kariernya terus menanjak. Pada pemilu 1994, Merkel menjadi menteri lingkungan, konservasi, dan keamanan reaktor. Dan pada 1998, partai berkuasa CDU digulingkan oleh SPD, melengserkan Helmut Kohl.
Posisi Kanselir Jerman dipegang oleh Gerhard Schroder, yang dalam tujuh tahun, akan digantikan oleh Merkel.
Angela Merkel dalam rapat parlemen Jerman. Foto: REUTERS/Fabrizio Bensch
CDU terlibat dalam skandal keuangan pada 1999 dan pimpinan CDU Helmut Kohl harus mundur dari jabatannya. Pada 2000, Merkel resmi menjadi pimpinan CDU.
ADVERTISEMENT
Lima tahun berselang, menyusul melemahnya dukungan terhadap SPD, Schroder menjadwalkan pemilu lebih awal, yakni pada September 2005. CDU dan partai saudaranya, CSU (Partai Kristen Sosial) meraih suara 32,5% pada pemilu.
Akhirnya, koalisi pun terbentuk antara CDU-CSU dengan SPD, dan menjadikan Merkel sebagai kanselir perempuan pertama di Jerman, juga kanselir pertama dari Jerman Timur.

Selama Menjabat Sebagai Kanselir

Setelah satu periodenya selesai, pada 2009 ia kembali ditunjuk oleh parlemen sebagai kanselir. Koalisi pemerintahannya kini terbentuk antara CDU-CSU dan Partai Demokrat Bebas (FDP).
Dalam periode kedua ini, Eropa dihantam krisis finansial. Dikutip dari BBC, dalam masa krisis ini, Merkel menjadi “simbol” dari penghematan fiskal. Ia menetapkan pemotongan anggaran dan pengawasan keuangan ketat sebagai solusi dari utang-utang Eropa.
ADVERTISEMENT
Namun, penghematan ini dicerca oleh pengunjuk rasa di Yunani dan Spanyol, bahkan menyamakan Merkel dengan Hitler. Tetapi, Merkel dan Jerman tidak tunduk.
Ilustrasi Jerman mengangkut pengungsi. Foto: Twitter @Bw_Einsatz/Handout via REUTERS
Tingkat pengangguran yang rendah dan ekspor yang baik berhasil meningkatkan popularitas Merkel di Jerman, membuatnya dipandang sebagai “perlindungan” di masa sulit.
Ia kembali ditunjuk sebagai kanselir pada 2013 untuk periode ketiga. Kali ini, partainya kembali berkoalisi dengan SPD, karena FDP gagal mengamankan kursi di parlemen.
Tantangan terberatnya sebagai kanselir tiba pada 2015, ketika Eropa dan Jerman diterpa krisis imigran dan pengungsi yang sangat buruk. Para imigran melarikan diri dari wilayah konflik, seperti Suriah dan Irak, dan berbondong-bondong memasuki Uni Eropa untuk mencari suaka.
Jerman di bawah Merkel membuka pintu bagi para imigran. Namun, ini tidak disambut baik oleh partai populis sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD). Demo anti-Islam di kota-kota timur Jerman, seperti Leipzig dan Dresden, semakin marak.
ADVERTISEMENT
Citra Merkel mulai tercoreng setelah terjadinya kasus kekerasan seksual oleh imigran di Kota Cologne, serta serangan-serangan milisi radikal di musim panas 2015.
Merkel dan Obama Foto: wikimedia commons
Kemudian, pada pemilu 2017, Merkel menyatakan kesiapannya untuk kembali jadi kepala pemerintahan Jerman. Namun, Partai CDU Merkel memperoleh hasil terburuknya sejak 1949 silam, pun dengan SPD.
Partai anti-imigran AfD justru menjadi kekuatan besar ketiga di Bundestag Jerman. SPD akhirnya memutuskan untuk menjadi oposisi.
Pembentukan koalisi pada 2017 ini menjadi yang terlama sepanjang periode pasca-PD II Jerman. Merkel mencoba membentuk koalisi dengan FDP dan Partai Hijau, namun usahanya tidak berhasil.
Hingga akhirnya, setelah berpekan-pekan melakukan negosiasi, SPD akhirnya setuju untuk membentuk koalisi dengan CDU, dan Merkel resmi menjadi kanselir Jerman untuk periode keempat.
ADVERTISEMENT
Merkel kembali mendapat tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri. Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer, yang juga pimpinan CSU, melayangkan pengunduran diri atas penolakan terhadap kebijakan imigrasi Merkel.
Kanselir Jerman yang ditunjuk Olaf Scholz menghadiri konferensi pers. Foto: Fabrizio Bensch/REUTERS
Namun, Merkel berhasil membujuk Seehofer, sehingga ia menarik kembali pengunduran dirinya. Kedua partai konservatif tersebut mulai goyah ketika hasil pemilihan umum daerah CSU dan CDU menunjukkan hasil yang buruk.
Ini berujung pada Merkel mengumumkan dirinya tak akan kembali mengajukan diri sebagai ketua CDU.
Bersamaan dengan itu, Merkel menyatakan dirinya tak akan lagi menjadi kanselir untuk periode kelima, pada pemilu 2021.
Kini, pascapemilu pada September 2021, Jerman memiliki kanselir baru: Olaf Scholz dari SPD. Scholz merupakan Menteri Keuangan dan Deputi Kanselir di bawah Merkel sejak 2018.
ADVERTISEMENT
Koalisi pemerintahan ini terdiri dari tiga partai, yang disebut sebagai “Koalisi Lampu Lalu Lintas”: Partai SPD dengan warna merah, Partai Demokrat Bebas dengan warna kuning, dan Partai Hijau.