Kim Jong-un Tuduh Media Korsel Sebar Rumor soal Dampak Banjir Korut

3 Agustus 2024 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Perdana Menteri Kim Tok Hun menaiki perahu karet meninjau daerah yang terkena dampak banjir dekat perbatasan dengan China di Provinsi Pyongan Utara, Korea Utara. Foto: KCNA/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Perdana Menteri Kim Tok Hun menaiki perahu karet meninjau daerah yang terkena dampak banjir dekat perbatasan dengan China di Provinsi Pyongan Utara, Korea Utara. Foto: KCNA/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un menuduh media Korea Selatan menyebarkan rumor terkait dampak banjir dan korban di negaranya. Hal itu dilaporkan kantor berita Korea Utara pada Sabtu (3/8), beberapa hari setelah Seoul menawarkan mengirim bantuan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Korut awal minggu ini mengatakan tidak ada korban jiwa yang tidak mereka sebutkan jumlahnya akibat banjir di wilayah utara, selain kerusakan pada ribuan rumah.
Seoul pada Kamis (1/8) menyatakan bersedia untuk "segera memberikan" bantuan kemanusiaan kepada "korban bencana Korut", diikuti laporan berita Korsel jumlah korban tewas dan hilang bisa lebih dari 1.500 orang.
Laporan TV Chosun, yang kemudian dimuat oleh media lain, juga melaporkan kemungkinan kematian petugas penyelamat yang tewas dalam kecelakaan helikopter.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberikan arahan lapangan di Provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara, Senin (21/8/2023). Foto: KCNA via REUTERS
Namun, Kim Jong-un sebagaimana laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengecam laporan tersebut karena "menyebarkan rumor palsu bahwa korban jiwa... diperkirakan lebih dari 1.000 atau 1.500".
Kim "mengecam kebiasaan buruk dan sifat tercela dari sampah Republik Korea," mengacu pada Korsel.
ADVERTISEMENT
Kim juga menyebut laporan banjir merupakan "kampanye kotor Korsel untuk mempermalukan dan mencoreng citra Korut".
Pyongyang pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa pejabat yang mengabaikan tugas pencegahan bencana telah menyebabkan korban yang tak disebutkan jumlahnya dan tanpa menyebutkan lokasi spesifik.
Namun, pada Sabtu ini mereka mengatakan tidak ada korban sama sekali di wilayah Sinuiju, wilayah yang menurut Pyongyang mengalami "kerusakan banjir terbesar".
Pyongyang mengeklaim Angkatan Udara Korea Utara telah menyelamatkan lebih dari 5.000 orang, di mana sekitar 4.200 di antara mereka diselamatkan oleh helikopter "dalam beberapa jam".
Hubungan antara kedua Korea berada pada salah titik yang paling rendah dalam beberapa tahun terakhir, namun Menteri Luar Negeri dan Unifikasi Korea Selatan minggu ini menyampaikan belasungkawa bagi para korban banjir Korut.
ADVERTISEMENT
Seoul pada Jumat mengatakan tidak menerima tanggapan setelah mencoba menawarkan bantuan kemanusiaan lewat saluran komunikasi kantor penghubung Korea.
Korut menyatakan Korsel sebagai musuh utamanya awal tahun ini, dan Pyongyang belum menanggapi panggilan hotline penghubung antar dua Korea sejak April 2023.