Kisah Bush Senior, Berjaya di Perang Teluk Keok di Pemilu 1992

1 Desember 2018 19:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS George H.W. Bush dan Ibu Negara Pertama Barbara Bush pada tanggal 8 April 1992. (Foto: Luke Frazza / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS George H.W. Bush dan Ibu Negara Pertama Barbara Bush pada tanggal 8 April 1992. (Foto: Luke Frazza / AFP)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat ke-41 George HW Bush berpulang pada Jumat 30 November 2019. Bush Senior begitu biasa ia dipanggil, dikenal luas karena perannya di Perang Teluk.
ADVERTISEMENT
Perak Teluk dimulai Pascaperang dingin berakhir. Tepatnya pada 1990, dunia ketika itu dikejutkan dengan invasi Irak ke Kuwait.
Dikhawatirkan Irak yang kala itu dipimpin Saddam Hussein akan memperluas invasinya ke Arab Saudi. Negeri Petro Dolar sejak lama dikenal sebagai sekutu dekat AS.
Perang Teluk (Foto: AFP/Mike Nelson)
zoom-in-whitePerbesar
Perang Teluk (Foto: AFP/Mike Nelson)
Invasi Irak dipicu memburuknya keadaan ekonomi Irak usai perang delapan tahun melawan negara tetangganya Iran.
Karena kekurangan devisa Irak memutuskan menyerang Kuwait yang kaya cadangan minyak. Niat Irak memicu reaksi keras dari Presiden AS George HW Bush.
"Agresi terhadap Kuwait tidak akan bertahan lama," sebut Bush pada waktu itu, seperti dikutip dari AFP.
Ucapan Bush Senior ditepatinya. Dalam waktu beberapa pekan usai Irak menyerang Kuwait, Bush mengumpulkan 32 negara termasuk beberapa negara barat.
Saddam Hussein. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Saddam Hussein. (Foto: AFP)
Setelah mendapat persetujuan senat dan sokongan negara-negara koalisi, AS menggempur pasukan Irak yang berada di Kuwait lewat serangan udara dan darat.
ADVERTISEMENT
Untuk serangan darat, AS mengirimkan 425 ribu tentara, sementara negara sekutu pendukungnya mengirim 118 ribu tentara.
Mereka bahu membahu mengusir Irak dari Kuwait melalui operasi militer yang dikenal dengan nama Desert Strom.
Milisi Irak akhirnya sukses ditekuk. Sayangnya, Bush Senior dan koalisinya saat itu gagal menendang Saddam dari kursi kekuasaan di Irak.
Perang Teluk (Foto: AFP/Pascal Guyot )
zoom-in-whitePerbesar
Perang Teluk (Foto: AFP/Pascal Guyot )
Tepat pada 21 Febuari 1991, seluruh Militer Irak yang sempat menduduki Kuwait berhasil diusir. Bush dengan bangganya menyatakan perang telah usai.
Pernyataan berakhirnya perang, secara otomatis menjadikan Bush sebagai pemenang perang teluk. Apresiasi negara-negara sekutu membanjiri Bush dan Menteri Luar Negeri AS James Baker.
Sayangnya keberhasilan Bush di dunia internasional menjadi bumerang baginya di dalam negeri.
Perang Teluk (Foto: AFP/Pascal Guyot )
zoom-in-whitePerbesar
Perang Teluk (Foto: AFP/Pascal Guyot )
Ketika perang selesai, warga AS kecewa terhadap Bush yang memutuskan menaikkan pajak dan gagal membendung memburuk perekonomian Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Babak belur Bush di dalam negeri belum cukup di titik itu saja. Bush gagal mencapai kesepakatan APBN dengan kelompok oposisi Partai Demokrat.
Popularitas Bush terus merosot. Dengan kondisi yang 'compang-camping' Bush sebagai petahana maju pada pemilu 1992 melawan jagoan Partai Demokrat, Bill Clinton.
Bill Clinton (Foto: AFP/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Bill Clinton (Foto: AFP/Saul Loeb)
Berbekal tak becusnya Bush mengurus perekonomian, Clinton membuat slogan yang membuat petahana semakin terpojok yaitu, 'perekonomian saat ini bodoh'.
Slogan itu ternyata menjadi senjata ampuh. Bush pada pemilu 1992 kalah telak. Dalam perhitungan elektoral yang menentukan pemenang pemilu Bush hanya mampu mendapat 168 suara sementara Clinton memperoleh 370 suara.
Kekalahan itu membuat Bush Senior hanya satu periode berkuasa di AS yaitu dari 1989-1993.