Kisah Dokter Sagiran Percaya Santet Usai Operasi Ratusan Paku & Kawat Pasiennya

11 Juni 2024 18:58 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan paku hingga jarum yang keluar dari tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad, yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan paku hingga jarum yang keluar dari tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad, yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
ADVERTISEMENT
Soeparwati, istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad, kena santet (sihir). Paku hingga jarum keluar dari tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kejadian seperti itu pernah dialami seorang perempuan bernama Supiyati. Kasusnya ditangani oleh dokter bedah bernama Sagiran di Rumah Sakit Nur Hidayah, Bantul 2012 silam.
Dokter yang bergelar lengkap Dr. dr. Sagiran, Sp.B(K) KL, M.Kes itu percaya sihir atau santet usai menangani Supiyati.
"Dulu awal mulanya memang kasus yang pertama (Supiyati) yang heboh dan langsung viral. Pada awalnya saya pun yang nggak percaya terus terang. Ini saya terus terang saja," kata Sagiran melalui sambungan telepon, Selasa (11/6).

Dioperasi, Logam Muncul Lagi

Ilustrasi bedah. Foto: MAD.vertise/Shutterstock
Pada waktu itu, sebagai dokter bedah, Sagiran menganggap hal biasa menemukan benda asing menancap di tubuh pasien. Ia lalu mengoperasi pasien tersebut. Total ada 72 paku dikeluarkan dari tubuh Supiyati.
ADVERTISEMENT
"Tapi karena kasusnya kok sudah dioperasi kok muncul lagi (paku dan kawat). Mulai bertanya waktu itu," katanya.
Kemudian operasi dilakukan kembali tetapi logam muncul lagi di tubuh Supiyati. Dioperasi kedua ini dikeluarkan 12 paku.
Saat itu, paku muncul lagi. Operasi diulang lagi dengan mengangkat empat paku dari tubuh Supiyati. Di saat itu lah Sagiran mulai berpikir ke arah sihir.
Dokter Sagiran percaya sihir usai mengoperasi pasien dengan 100-an paku di tubuhnya pada 2012 silam. Foto: Dok. Pribadi
"Jangan-jangan ini benar yang dikatakan Allah dalam firman-Nya. Surat Al-Baqarah ayat 102 itu, itu menjelaskan betul tentang fenomena sihir yang sudah ada sejak zaman Nabi Sulaiman," jelasnya.
"Kalau begini, nggak bisa main pisau diiris. Nggak bisa terus-terusan begini," katanya.
Akhirnya, tanpa sengaja dia menerapkan rukiah yang disebut metode rukiah syar'iyyah dan membawa hasil. Dia pun punya sintesis baru tentang pengetahuan ini.
ADVERTISEMENT

Kombinasi Medis dan Rukiah

Sagiran menjelaskan rukiah syar'iyyah yakni menjaga pasien dengan "ICU spiritual" Supiyati dirukiah sehari semalam tanpa henti dengan tim yang terus bergilir ganti.
"Alhamdulillah saya tidak operasi, tetapi setiap waktu pasien muntah-muntah dan keluar paku," katanya.
Saat ini metode rukiah itu pun dilayani di Poli Komplementer RS Nur Hidayah di Jalan Imogiri Timur, Km 11, Kabupaten Bantul.
Supiyati berhasil sembuh dengan kombinasi medis dan rukiah. Supiyati yang mengalami luka dan pendarahan tetap mendapatkan perawatan medis.

Berdatangan Pasien Serupa

Penampakan paku hingga jarum yang keluar dari tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad, yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
"Supiyati yang mengawali. Selanjutnya berdatangan pasien serupa," katanya.
Peristiwa Supiyati ini banyak diliput media massa. Sehingga banyak pasien yang mengalami sakit serupa datang ke Sagiran.
"Sampai hari ini pasien masih ada," katanya.
ADVERTISEMENT
Pengobatannya pun kombinasi tergantung dari keadaan pasien.
"Saya selalu mengatakan operasi itu tindakan yang berat karena harus dibius, dilukai, itu menjadi jalan terakhir. Saya mengedepankan terapi komplementer Islam," katanya.

Banyak Pasien yang Telah Cari Pengobatan

Dari kasus yang Sagiran tangani, banyak pasien yang sudah menjelajah untuk berobat tapi belum tertangani. Termasuk Supiyati itu yang sudah mengalami sakit sejak 1993 dan baru bertemu Sagiran pada 2012.
"Akhirnya ya kalau itu memang masalah sihir ya penyelesaiannya harus dengan penolaknya. Penolaknya ya Al-Qur'an," katanya.

Soal Masyarakat Tak Percaya Sihir

Proses rukiah. Foto: Utomo Priyambodo/kumparan
Di sisi lain, Sagiran mengamini masih banyak masyarakat yang tak percaya sihir.
"Saya jawabnya gini, apakah kalian pernah lihat bentuknya listrik? Terus kamu mau tak percaya listrik," katanya.
ADVERTISEMENT
Secara syariah orang-orang yang sehat juga perlu penjagaan diri supaya tidak terkena sihir. Makanya ada doa-doa tertentu yang itu syariat, digariskan dan dituntunkan.
"Dan juga jangan mendekati (sihir). Orang yang main-main dengan jimat-jimat dengan apa itu pasti dia bersentuhan itu atau tempat-tempat tertentu atau ritual-ritual tertentu yang memang sengaja mengundang kekuatan-kekuatan itu," katanya.

Pesan Pada Praktisi Rukiah

Kepada para praktisi dia berpesan bahwa ahli sejati itu tahu batasan keahliannya.
"Jadi misal para ustaz atau pihak yang memberi terapi rukiah lihat kalau ada benda bercokol di tubuh pasien jelas kelihatan dirukiah nggak mempan, nggak ada reaksi itu artinya benda itu sudah berubah menjadi benda fisik. Penanganannya gimana, kirim ke rumah sakit ke dokter bedah. Dokter bedah akan melakukan pengambilan benda itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT