Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Gigih Indra Sumedi, Bangun Bengkel Prostetik untuk Bantu Sesama Difabel
14 Desember 2024 2:21 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Indra Sumedi (50), adalah seorang difabel , yang kehilangan dua kakinya karena kecelakaan. Tapi, tanpa ketiadaan dua kaki, ia masih mampu bergerak bahkan membantu sesama difabel agar tak menyerah dengan keadaan.
ADVERTISEMENT
Warga Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, ini membangun bisnis pembuatan kaki dan tangan prostetik yang produknya telah dijual ke mana-mana.
Upaya Indra itu bermula saat ia merasa biaya kaki palsu di rumah sakit kelewat tinggi. Sementara banyak penyintas difabel tak mampu membelinya.
Maka, pada tahun 2009, Ia terdorong membuat kaki palsu dengan bahan pipa paralon yang ada di rumahnya. Dia mempelajari cara membuat kaki palsu yang semula untuk dirinya itu secara otodidak.
Dalam satu tahun pertama itu, ia terus bereksperimen bersama rekannya, Anwar, sesama penyintas difabel, untuk menciptakan produk kaki palsu yang layak digunakan.
Dalam prosesnya, mereka berdua menguji coba produk buatan itu mulai untuk aktivitas ringan, sambil angkat beban seperti galon, hingga mengendarai motor.
ADVERTISEMENT
“Awalnya dijual teman-teman dekat saja. Ternyata mereka cocok. Lalu kita cobalah jual ke yang lain. Itu mulai tahun 2010,” katanya kepada kumparan Jumat (13/12).
Pada perjalanannya, bisnis Indra tidak selalu mudah. Modal dan alat yang terbatas menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis yang digeluti dia itu.
“Kendala di awal peralatan seperti bor, gerinda pinjem dulu ke bengkel-bengkel mobil. Pinjam peralatan dulu tetangga, atau misal disewa berapa,” katanya.
Walau demikian, kualitas dan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan rumah sakit mulai menarik perhatian masyarakat. Dia bilang, terkadang ada pasien yang memang direkomendasikan oleh rumah sakit ke bengkel Indra, saat harga kaki palsu di rumah sakit bagi mereka terlampau berat.
“Ada kan yang datang ke sini, lalu kita bertanya tahu dari mana? Dari rumah sakit,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kini, setelah lebih dari satu dekade, bisnis Indra telah dikenal luas. Dia mengaku pernah dapat pesanan mulai dari daerah Sabang sampai Papua.
Dalam upaya pemasarannya, dia memanfaatkan berbagai platform media sosial selain daripada memanfaatkan jaringan kenalan yang dia punya.
Untuk pemesan dari jauh, dia bilang pengukuran dilakukan lewat video call.
“Nanti diarahkan, mengukurnya bagaimana dari sini, terus dicatat. Dari sana lalu dibuat disesuaikan,” kata dia.
Indra menyebut harga produk yang dijualnya bisa bervariasi, tergantung bahan dan produk bagian tubuh mana yang dipesan. Namun untuk yang standar, seperti dari bahan nilon untuk kaki palsu, dia bilang biasa dijual mulai Rp 2 hingga Rp 6 juta rupiah.
Dia juga mengatakan, untuk penyintas difabel yang memang kesulitan secara finansial, bekelnya bisa memberikan secara gratis. Itu jadi salah satu komitmen dari bengkelnya membantu sesama rekan difabel.
ADVERTISEMENT
“Kita pernah dapat konsumen yang nggak punya uang, enggak apa-apa gratis saja,” ujarnya.