Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Isa Melahirkan di Atas Kardus di Gang Sempit Tambora
15 Juni 2017 15:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kisah Isa (30), warga Tambora, Jakarta Barat yang melahirkan di atas kardus di sebuah gang sempit menggugah hati banyak orang. Isa yang menderita keterbelakangan mental ini membuat kisahnya semakin pilu.
ADVERTISEMENT
Isa melahirkan anak ketiganya Rabu (14/6) kemarin. Awalnya dia merasakan perutnya kontraksi dan akan dibawa ke bidan, namun saat akan dibawa Isa tak kuasa hingga akhirnya melahirkan di gang sempit yang juga merangkap rumahnya. Hanya ada kardus sebagai alas.
Isa tinggal dengan suami dan 3 orang anaknya di sana. Sehari-hari mereka melakukan aktivitas di gang sempit itu, mulai dari mencuci, tidur, dan mandi. Suami Isa bernama Joni (55) bekerja sebagai tukang parkir yang penghasilan hariannya tak menentu.
Kondisi Isa dan Joni yang memprihatinkan ini terdengar hingga ke telinga Mensos Khofifah Indar Parawansa. Khofifah langsung meminta stafnya turun ke lokasi untuk mengevakuasi keluarga Joni-Isa.
Keluarga Joni-Isa saat ini sudah dipindahkan ke safe house atau rumah aman milik Kemensos hingga mendapatkan tempat tinggal layak.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah koordinasikan dengan direkrorat terkait. Hari ini mereka dievakuasi," ungkap Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (15/6).
Khofifah mengungkapkan, keluarga Joni-Isa mengalami persoalan yang cukup kompleks. Bukan hanya kemiskinan, namun juga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Joni yang kecanduan judi, dan keterbelakangan mental yang dialami Isa. Belum lagi ekses yang ditimbulkan terhadap kondisi psikis tiga anak mereka.
"Setelah dievakuasi, selanjutnya dilakukan asesmen guna menentukan langkah penanganan selanjutnya," imbuhnya.
Khofifah mengatakan rencananya Isa akan dirujuk ke Panti Rehabilitasi Mental untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun demikian, perlu juga dipikirkan agar anak-anak mereka tidak telantar. Terutama yang paling bungsu karena masih dalam tahap ASI eksklusif.
Sementara terkait persoalan KDRT, Khofifah menegaskan hal tersebut bukan merupakan domain Kementerian Sosial. Jika masuk dalam tindakan pidana, maka menurut Khofifah, pihak berwajiblah yang berwenang melakukan penindakan.
ADVERTISEMENT
Kisah ini juga diunggah oleh akun instagram thenewbikingregetan. Isa terlihat ditanya oleh seseorang, namun jawaban yang diberikan Isa tidak jelas.