Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Juswati Daud dan Temannya Cium Hajar Aswad Dibantu 2 Pria 'Malaikat'
28 Mei 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Mata Juswati Daud, jemaah haji asal Embarkasi Makassar, berbinar saat bercerita tentang pengalamannya di Tanah Suci.
ADVERTISEMENT
Juswati bercerita bagaimana pertolongan Allah begitu terasa saat dia dan temannya-temannya ingin sekali mencium hajar aswad.
Dikutip dari situs Kemenag, hajar aswad adalah batu hitam dari surga yang terletak di salah satu rukun atau tiang ka'bah. Batu itu dibingkai dalam lingkaran perak. Untuk bisa mendekat apalagi mencium batu penuh berkah itu bukan perkara mudah di tengah ratusan ribu jemaah yang sedang tawaf.
Untuk bisa mencium hajar aswad sambil memanjatkan doa, memang merupakan salah satu impian setiap jemaah haji. Namun, untuk mencapai dan mencium hajar aswad butuh perjuangan karena harus berdesak-desakan dengan jemaah lainnya.
Dia dan dua temannya lalu memantapkan hati untuk mencium hajar aswad. Mereka pergi ke Masjidil Haram dan melaksanakan tawaf.
ADVERTISEMENT
"Kami ada niat untuk mencium hajar aswad, tapi bagaimana caranya diserahkan kepada Allah, macam mana nanti jalan dimudahkan di sana," ucap Juswati saat berbincang di Makkah, dikutip Selasa (28/5/2024).
"Mulai turun dari bus kami merasa dimudahkan jalannya, langsung kami di depan pintu ka’bah kira-kira jam setengah 10 (siang)," imbuhnya.
Mereka lalu melaksanakan tawaf. Setelah tawaf tujuh putaran, Juswati dan 2 temannya berusaha mendekati hajar aswad yang berada di sudut bawah ka'bah.
Kala itu, Juswati sudah berhasil mendekati hajar aswad di tengah kerumunan orang sambil berdesak-desakan. Saat sudah berhasil mendekat Juswati terdorong.
"Saya bilang kawan, mundur, lepas itu duduk minum air zam-zam berdoa bagus-bagus, lalu putar-putar lagi. Sampai di sana kami coba lagi, mundur, langsung ada orang Bone dua orang bilang "Ibu ingin cium hajar aswad nanti saya tolong".
"Pegang pundak saya, kami pegang di pundaknya, yang satu orang lagi kawal kami begini (rentangkan tangan). Kawan saya itu langsung diangkatnya, dia cium (hajar aswadnya) sampai 2 kali. Lalu aku ditarik, cium (hajar aswad) lepas itu kawan yang ketiga. Di hajar aswadnya itu kami tidak ada rasa sesak napas, tidak ada tolak-tolak, sama askar juga tidak ada," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Juswati merasa sangat dimudahkan kala itu. Dia mengaku tidak kenal dengan dua pria berbahasa Bone yang menolongnya itu. Baginya, dua pria itu adalah 'malaikat' penolong.
"Bagusnya tidak bayar, digratiskan. Saya tidak kenal sama mereka. Ini orang cakap (bicara) Bugis, jadi termasuk malaikat lah," katanya.
Selain hajar aswad, Juswati juga menceritakan bagaimana pengalamannya salat dan berdoa di maqam Ibrahim (batu tempat Ibrahim berpijak saat membangun ka'bah) yang berada di sekitar ka'bah. Biasanya untuk salat di belakang maqom Ibrahim juga butuh perjuangan karena banyaknya orang berkumpul di sana.
"Di maqam Ibrahim juga sudah kan, tapi kami bisa peluk lama sekali, salat di sana kami mulus (tidak diusir penjaga)," ucapnya.
Tahajud dan Doa
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apa amalan yang dilakukan Juswati hingga dia dimudahkan dalam mencium hajar aswad, Juswati mengatakan dia hanya berdoa.
"Doanya dimudahkan saya. Aku mulai doa itu salat Tahajud, salat dhuha, lepas itu mandi , abis itu baca Yasin untuk diriku sendiri sambil berdoa jumpakan kawan yang mau menemani pergi sana. Ku bacakan al-Fatihah untuk diriku sendiri," katanya.
"Doa adalah ikatan, kan pasti diberikan jalan sama Tuhan," imbuhnya.