Kisah Kesederhanaan Buya Syafii Maarif: Bersepeda hingga Antre di RS

27 Mei 2022 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cendekiawan Indonesia yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii di Nogotirto, Gamping, Sleman, Jumat (25/2/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cendekiawan Indonesia yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii di Nogotirto, Gamping, Sleman, Jumat (25/2/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Buya Ahmad Syafii Maarif sejatinya mempunyai segala atribut untuk hidup dengan beragam fasilitas. Tapi, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu memilih jalan sunyi hidup dengan kesederhanaan.
ADVERTISEMENT
Penyandang gelar master Universitas Ohio AS dan doktor di Universitas Chicago AS itu jamak dikenal dengan kesehariannya yang jauh dari fasilitas mentereng.
Bahkan, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menggambarkan Buya Syafii sebagai seorang tokoh yang langka karena tidak haus dengan harta dan kekuasaan.
"Hidup beliau boleh dikatakan terbilang sederhana sehingga banyak orang yang terkejut bila berhadapan dengannya," ucap Anwar Abbas dalam keterangannya, Jumat (27/5).
"Banyak tokoh yang dekat dengan beliau mengingatkan siapa saja yang ingin bertemu dengan beliau jangan coba-coba untuk merayu beliau dengan uang dan kemewahan. Barangsiapa yang mencoba-coba melakukannya maka pasti akan kena semprot dari beliau," imbuhnya.
Cendekiawan Indonesia yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii di Nogotirto, Gamping, Sleman, Jumat (25/2/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Berikut beberapa potret kesederhanaan Buya Syafii Maarif
1. Kerap Naik Sepeda
ADVERTISEMENT
Buya Syafii yang tinggal di Yogya, dikenal gemar bersepeda baik saat mengajar maupun ke pasar. Salah satunya viral di media sosial setelah diposting Direktur Perkumpulan Masyarakat Peduli Media, Budhi Hermanto, di Twitter.
"Saya enggak berani menyalip pengendara sepeda bertopi merah ini, ketemu di Kompleks Perumahan Nogotirto. Semoga beliau selalu diberi kesehatan, berkah," cuit Budhi.
"Ya beliau Buya Ahmad Syafii Maarif," imbuhnya.
2. Naik Kereta
Buya bagi orang di sekelilingnya juga dikenal sebagai sosok yang 'tak ingin merepotkan orang lain'. Di antara momen itu terjadi pada 12 Agustus 20117 saat Buya memilih naik KRL dari Tebet menuju Bogor.
Kisah itu diceritakan Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Abdullah Darraz. Buya sempat mengabari Darraz saat akan ke Jakarta untuk menghadiri peluncuran program BPIP.
ADVERTISEMENT
“Direktur, sy otw Kby Lama, tomorrow to Bogor by KRL. Maarif”, bunyi pesan singkat Buya kepada Darraz.
Buya Syafii Maarif saat menaiki KRL lintas Bogor. Foto: Dok. Asmul Khairi
Darraz menyebut di MAARIF Institute selalu siap kendaraan yang ada untuk mengantar-jemput Buya selama beraktivitas di Jakarta dan sekitarnya. Namun, kata Darraz, sering kali orang tua yang satu ini dalam beberapa hal, terutama dalam kesahajaan dan kesederhanaannya sangat konservatif dan terlalu ekstrem.
"Saya sudah sediain mobil di kantor, cuma kalau Sabtu-Minggu sering anggap anak MAARIF libur, enggak mau ngeberatin," ucapnya.
Foto Buya saat menunggu kereta di Stasiun Tebet, juga saat berada di dalam kereta viral di Twitter.
Buya Syafii Maarif saat hendak menaiki KRL lintas Bogor. Foto: Twitter/@SerambiBuya
Potret kesederhanaan lain Buya adalah karena tak ingin diistimewakan. Buya pernah kedapatan antre di rumah sakit Muhammadiyah saat check-up.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari suaramuhammadiyah.id, Buya yang saat itu berusia 83 tahun memilih antre untuk check-up, meski dia sangat mungkin untuk diberikan akses tanpa antrean. Terlebih rumah sakit yang didatangi adalah RS milik organisasi yang pernah Buya pimpin.
“Anda kembali saja ke kantor, Anda bekerja saja, tidak perlu menemani nunggu antrean ini,” kata Buya kepada Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, yang ikut menemani Buya di RS.
Buya Syafii Maarif menunggu antrian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Foto: Dok. Istimewa
“Anda kembali saja, ini lama nunggunya kok,” tutur Buya sekali lagi karena Deni menolak pergi.
Selain tiga kisah itu, Buya pernah juga terekam saat makan di angkringan, membeli sabun cucian di warung, berangkat ke acara seminar dengan mengayuh sepeda, dan lainnya.
Reporter: Lina Khoirun Nisa
ADVERTISEMENT