Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kota Bogor diguncang gempa 4,1 magnitudo pada Kamis (10/4) pukul 22.16 WIB. Kepala BMKG Wilayah II Tangerang Hartanto mengatakan gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
ADVERTISEMENT
Adapun episenter gempa terletak pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Tenggara Kota Bogor pada kedalaman 5 kilometer.
Gempa itu membuat rumah warga di beberapa titik rusak ringan dan sedang.
Berikut kumparan rangkum cerita mereka yang tinggal di titik gempa Bogor.
Plafon Rumah Tiba-tiba Ambruk
Herman Suherman, warga Pagelaran, Kota Bogor, yang merupakan lokasi titik gempa, mengaku tengah tidur pulas malam itu. Ia terbangun akibat gemuruh yang terjadi, dan plafon rumahnya ambruk.
"Saya keadaannya lagi tidu, jadi enggak kerasa gempanya. Tahunya sadar-sadar ambruknya plafon rumah, kena plafon gitu, enggak mengingat ada gempanya mungkin lagi tidur pulas," katanya.
Selain tertimpa runtuhan plafon, Herman juga mendengar teriakan anaknya yang berusaha menyelamatkan diri dari puing-puing rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Saya dengar teriakan anak saya, saya ketutup plafon, tahu-tahu saya ditarikin sama anak saya, saya pikir kenapa begini plafon roboh semua, ini besi saja sampe begitu (rusak) apa lagi badan" ungkapnya.
Tak Ada Kerusakan di Titik Pusat Gempa
Dari penelusuran kumparan, gempa ini berpusat tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Tenggara Kota Bogor pada kedalaman 5 kilometer. Lebih jauh, pusat gempa berada di Kel. Ranggamekar, Kec. Bogor Selatan.
Kapolsek Bogor Selatan Kompol Firmansyah mengatakan, tak kerusakan di daerah Ranggamekar. Kondisi di sana dilaporkan baik.
"Tak ada kerusakan, sejauh ini ya," kata Firmansyah kepada kumparan, Jumat (11/4).
Kerusakan justru berada sekitar 5 km dari titik gempa tepatnya di Kampung Buntar. Firmansyah menyebut, di sana terdapat bangunan yang atapnya rusak.
ADVERTISEMENT
"Kerusakan berada di perbatasan Kertamaya dengan Muara Sari, di Kampung Buntar," jelasnya.
Lompat dari Lantai 2 saat Gempa
Mia Yusmiawati (17) panik saat gempa 4,1 Magnitudo mengguncang rumahnya, di RT 04/RW 17, Kelurahan Bondongan, Kota Bogor, pada Kamis (10/4) malam. Akhirnya ia nekat loncat dari lantai 2 rumahnya dan mengalami cidera.
Mia lalu dievakuasi oleh Tagana Kota Bogor. Kepala Bidang Operasi Tagana Bogor, Sumardi, menceritakan peristiwa ini terjadi pada 22.16 WIB.
"Mia panik merasakan gempa menggoyang rumahnya, ia dengan tergesa-gesa lari dan lompat ke bawah," kata Sumardi.
Selain itu, rumah Mia juga mengalami sejumlah kerusakan. Terutama di bagian dapur.
Usai lompat, Mia mengalami beberapa luka di dahi, dan kaki kanannya.
ADVERTISEMENT
Kayak Dibom
Agus Suhendar (45) yang rumahnya di samping sekolah—cuma terpisah gang selebar 2 meter—merasakan getaran gempa sekitar 10 detik.
"Kayak dibom, 'Bruk!'. Kayak ada yang jatuh tapi enggak ada yang jatuh," ceritanya.
"Saya bangun ambil anak saya. Istri kan enggak bisa bangun, kakinya keseleo," tambahnya.
Peluk Saudara
Gempa tersebut menimbulkan suara dentuman yang teramat keras. Emistati (70), yang sudah tinggal 25 tahun di kampung tersebut, menggambarkan bunyinya bagaikan pohon besar yang tumbang mengenai rumahnya.
"Saya lagi berdua sama Iis (saudaranya), saya peluk dia. Di depan rumah saya jatuh, saya sudah stroke," ceritanya.
Emistati baru pertama kali merasakan gempa sehebat itu. Anak-anak Emistati langsung menghubungi dirinya saat BMKG mengungkapkan titik gempa ada di kawasan rumah.
ADVERTISEMENT
Melihat Kerusakan Rumah Warga Bogor yang Tinggal 5 Km dari Pusat Gempa
Heri heran, rumahnya yang beralamat di Kampung Buntar RT 02/RW 08, Muarasari, Kota Bogor, dikerumuni banyak orang. Ia baru saja tiba usai menempuh 2 jam perjalanan dari Bekasi.
Lelahnya bertambah, karena mendapati plafon rumahnya runtuh. Selama perjalanan Heri tak sadar, telah terjadi gempa 4,1 magnitudo di Bogor. Rumah Heri terletak 5 kilometer dari pusat gempa.
Saat gempa, hanya ada istri dan mertuanya di rumah.
"Pulang malem teh, sudah rame. saya kerja PT di Bekasi, enggak berasa di sana. Sudah lelah lah, akhirnya gotong royong sama anak-anak (warga RT 02) rapiin (runtuhan) ini," ujarnya saat dijumpai kumparan di rumahnya, Sabtu (12/4).
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut dia plafon itu jebol usai tertimpa dinding atap yang roboh akibat getaran gempa. Dinding atapnya belum sempat diplester sehingga batakonya terlihat.
"Sudah itu aja yang rusak, enggak ada lagi," sambungnya.
Selain Heri, ada keluarga Fahrudin (52) dan istrinya Mimin (60). Gempa merusak rumah miliknya dan anak-anaknya.
Fahrudin lalu mengajak kumparan untuk masuk dan menunjukkan kerusakan di dinding ruang tamu, dan kamar tidur rumah anaknya, yang rusak karena gempa itu.
"Kalau rumah saya plafon aja sama genteng pada jatuh. Kalau ditaksir mah kita enggak tau berapa, cuma berapa pun itu kita bersyukur," tuturnya.
Kerusakan juga terlihat di rumah Restu (28), ibu beranak 2 yang tinggal bersama suami dan ibunya. Rumah mereka berada di sebelah keluarga Fahrudin.
ADVERTISEMENT
Saat kejadian dia mengaku tengah makan. Menurutnya guncangan gempa ini berbeda dengan efek gempa Cianjur pada 2022 lalu. Mereka merasa berada di dalam sebuah mobil yang melintasi lubang.