Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nurul Mukminin (46) tertidur pulas di bangku sebuah warung di depan SD Pancasila, Ngaliyan, Semarang. Dia tertidur saat menunggu putri keempatnya, Balqis Choirun Najwa (7) pulang sekolah.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan menemuinya, Mukminin yang tertidur itu dibangunkan oleh si pemilik warung. Sambil sedikit terkaget, Mukminin terbangun dengan wajah lelah karena kurang tidur dan mata merah. Meski begitu, Mukminin tetap tersenyum dan mempersilakan kumparan untuk duduk santai sambil berbincang dengannya.
"Maaf ya, ngantuk banget tadi malam diajak jalan-jalan sama Baim Wong. Jam 2 baru pulang," ungkapnya membuka obrolan di pinggir jalan Pantura Semarang-Kendal, Selasa (11/2).
Mukminin sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot trayek Terminal Mangkang-Ps. Johar, Semarang. Dia mendadak menjadi buah bibir di Kota Semarang karena membawa bayinya, Bilqis Choirun Nisa, yang berusia 4 bulan sambil bekerja.
Ayah lima anak ini harus jadi orang tua tunggal karena istri keduanya meninggal akibat asam lambung November lalu. Mukminin pernah menikah dengan istri pertama dan dikarunia tiga orang anak, satu sudah menikah dan dua lainnya duduk di bangku kuliah. Namun setelah berpisah, ketiga anaknya itu ikut dengan istri pertamanya.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya juga kasian sama Bilqis. Bayi segitu harus kena asap kendaraan kan. Tapi mau gimana lagi?," tutur pria yang dikenal dengan sebutan Sumatra itu.
Mukminin menyebut, peristiwa itu berlangsung kurang lebih sebulan sebelum akhirnya kabar tersebut beredar cepat di kalangan masyarakat Kota Lumpia.
Dia mengaku tak henti bersyukur dengan bantuan yang terus datang sejak akhir pekan lalu. Bilqis yang harus menemaninya mengais rejeki melawan kerasnya Pantura, terpapar debu dan menghirup pekatnya asap kendaraan, kini sudah berada di tangan yang tepat.
"Bilqis sekarang aman," tuturnya pria yang tinggal dir rumah petak jalan Karangsari Timur, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.
Kondisi ekonomi dan tuntutan untuk melunasi utang pembayaran kelahiran Bilqis sekitar Rp 9 juta, membuatnya harus bekerja keras agar bisa melunasinya dalam waktu 6 bulan.
ADVERTISEMENT
"Senin sampai Jumat ya berangkat pagi, karena sekalian ngantar Najwa sekolah. Setelah itu ya Bilqis saya bawa muter, dia di kursi depan. Perlengkapan dia di depan semua, botol susu, termos, popok," katanya.
Saat kondisi ini berlangsung respons penumpangnya beragam. Ada yang mengkritik, ada yang menyanjung dan tak sedikit pula yang bersimpatik.
Mukminin tak masalah dengan adanya cibiran. Pencibir, kata dia, tak merasakan hal yang harus dijalaninya itu. Di sisi lain, dia bersyukur karena Bilqis tak selalu rewel saat dibawanya bekerja.
"Namanya bayi, kadang rewel. Kalau sudah gitu, saya paling bilang ke penumpang. Maaf bapak ibu, ada iklan dulu," ujarnya tertawa.
Untuk mengganti popok, Mukminin sudah terbiasa lantaran dirinya juga pernah mengurus Najwa semasa kecil.
ADVERTISEMENT
Mukminin menegaskan dirinya sama sekali tidak berusaha mengiba pada penumpang dengan kondisinya. Namun begitu, tak jarang dari beberapa penumpang yang sengaja memberi uang lebih.
"Beberapa kali ada ngasih Rp 100 ribu, katanya buat beliin susu adik. Ya saya terima kasih," katanya.
Kisahnya yang ramai ini, sampai ke telinga seorang selebriti tanah air yang juga YouTuber, Baim Wong. Senin (11/2) kemarin, suami Paula Verhoeven sengaja terbang dari Jakarta untuk menemui Mukminin dan Bilqis.
Diceritakan Mukminin, Baim Wong sebenarnya memiliki tujuan datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Baim terlebih dulu melunasi utang persalinan Bilqis di RSUP dr Kariadi Semarang.
"Katanya kesulitan nyari, ke RSUP Kariadi ke RS Hermina, cari nama saya enggak ketemu. Saya bilang, ya enggak ketemu lah wong bukan saya yang melahirkan," seloroh Mukminin sembari menunjukkan kartu BPJS bertuliskan nama mendiang istrinya, Ariani Dwi Setyowati.
ADVERTISEMENT
Bertemu dengan Baim Wong merupakan keberkahan yang lain bagi Mukminin. Bagaimana tidak, Baim datang membawakan sekoper penuh berisikan popok untuk Bilqis.
Tak hanya itu, selama diajak jalan-jalan Baim juga membelikan banyak perlengkapan mandi dan kebutuhan sehari-hari Bilqis. Mulai dari sabun mandi hingga susu formula.
"Baim waktu jalan-jalan akrab itu sama kakak (Najwa), ditanya kakak mau apa? Ambil yang banyak jangan satu aja. Biar bisa lama stoknya," tutur Mukminin menirukan perkataan Baim kepada Najwa.
Terlepas dari kehadiran Baim Wong yang dirasanya begitu membantu, Mukminin mengaku sangat ingin bisa bertemu dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi
Musababnya, kepala daerahnya terlebih dulu memberi perhatian dengan menegur pejabat setempat yakni Lurah Wonosari, Ngaliyan.
ADVERTISEMENT
"Jadi begitu ramai, Pak Wali itu ternyata dengar dan langsung negur ke Pak Lurah. 'Ini di wilayahmu ada kaya gini kok bisa lepas bagaimana'. Besoknya Pak Lurah ke sini, terus Bilqis kesepakatannya dititipkan ke kader sosial kelurahan sini," ujar Mukiminin.
Meski belum bertemu langsung, peran Wali Kota Semarang itu menurutnya sangat penting karena berkaitan langsung dengan kesehatan dan kondisi putrinya yang belum genap berusia 4 bulan.
"Sekarang dia kan jadi enggak kena asap, sudah ayem saya kalau kerja ya mikir buat masa depan dia. Pagi saya drop ke kader sosial itu, nanti malam saya jemput," ujarnya.