Kisah Nendah Di-PHK Pas Pandemi, Buka Usaha Hijab Modal Rp 2 Juta, Kini Sukses

22 Oktober 2024 9:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nendah Dewi Yuningsih. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nendah Dewi Yuningsih. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Nendah Dewi Yuningsih (23 tahun), dinobatkan sebagai Mahasiswi Terinspiratif di Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang. Begini kisah mahasiswi yang kini duduk di bangku semester 7 ini:
ADVERTISEMENT
Awalnya, gadis asal Cikampek ini bekerja sambil kuliah. Saat pandemi COVID-19 melanda, tahun 2020, ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Pekerjaan tersebut menjadi satu-satunya sumber penghasilan Nendah yang masih kuliah di semester awal.
"Waktu itu galau banget, satu sisi aku terdampak PHK, sementara aku juga baru daftar kuliah. Jadi ragu waktu itu kuliah bisa lanjut atau enggak," ujar Nendah kepada kumparan, Senin (21/10).
Nendah Dewi Yuningsih. Foto: Dok. kumparan
Nendah lalu mencoba peruntungan berjualan hijab dengan modal uang tabungan Rp 2 juta. Belum ada nama merek, ia akhirnya menamakan hijabnya "Dhinda Hijab".
Hijab tersebut mulanya ia jual secara eceran, baik di media sosial, di sejumlah marketplace, maupun menawarkan langsung kepada teman-temannya di lingkungan kampus.
Tak berjalan mulus memang. Ada saja tantangannya, semisal sepinya penjualan, komentar negatif, hingga minimnya dukungan dari keluarga.
ADVERTISEMENT
Namun berkat kegigihan dan tekad kuat untuk membangun bisnis, upayanya perlahan mulai membuahkan hasil. Di tahun pertama saja, ia bisa membuka pabrik konveksi sendiri di Cikampek.
Pabrik konveksi Dhinda Hijab. Foto: Dok. kumparan
Pemesanan harian yang awalnya hanya hitungan jari, kini terus melejit hingga mencapai ribuan potong.
"Kita aktif live streaming di sosmed dan berjualan lewat e-commerce, kita juga pakai sistem member dan reseller, dan alhamdulillah pelan-pelan semakin banyak pemesanan," ucap dara kelahiran 2001 ini.

Omzet Miliaran Rupiah

Offline store Dhinda Hijab. Foto: Dok. kumparan
Memasuki tahun keempat, Nendah berhasil membuka offline store di dekat kampus UBP Karawang dan memiliki tiga pabrik konveksi, antara lain di Cikampek, Bandung, dan Tasikmalaya dengan total 120 karyawan.
Tercatat ia memiliki lebih dari 1.000 member dan reseller yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga Korea Selatan.
Pabrik konveksi Dhinda Hijab. Foto: Dok. kumparan
Omzetnya kini sudah fantastis.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah di platform e-commerce ada sekitar Rp 3,5 miliar, di offline sekitar Rp 200 jutaan per bulan," ucapnya.
Dari hasil bisnisnya tersebut, Nendah mengaku bisa membeli mobil, merancang rumah impian, dan membantu ekonomi keluarga.
Dia menegaskan tidak akan berhenti mengembangkan usahanya dan berencana melakukan ekspansi ke luar daerah. Mengingat potensi bisnisnya masih terbuka lebar.
"Penginnya buka cabang juga di Jawa Tengah, soalnya kita lihat potensinya lumayan banyak, karena yang penting sebagai pebisnis, kita jangan takut gagal, karena kegagalan itu justru menjadi pembelajaran bagi kita buat lebih berkembang," kata Nendah.