KNKT Tak Temukan Pengaruh Medan Magnet saat Truk Mogok vs KA Brantas di Semarang

21 Juli 2023 15:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas gabungan TNI, Polri, KAI, Pemadam Kebakaran Kota Semarang dan relawan berupaya mengevakuasi truk tronton  yang tertabrak kereta api KA Brantas relasi Pasar Senen - Blitar di perlintasan kereta api petak jalan Jerakah - Semarang Poncol.  Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas gabungan TNI, Polri, KAI, Pemadam Kebakaran Kota Semarang dan relawan berupaya mengevakuasi truk tronton yang tertabrak kereta api KA Brantas relasi Pasar Senen - Blitar di perlintasan kereta api petak jalan Jerakah - Semarang Poncol. Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap tidak ada pengaruh medan magnet dalam kecelakaan yang terjadi antara KA Brantas dengan truk trailer di tengah perlintasan kereta di Madukoro, Semarang, pada Selasa (18/7) malam.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sebuah truk trailer low deck itu tiba-tiba mogok di tengah rel sebelum akhirnya menemper (menabrak) kereta yang datang.
Investigator senior KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan bahwa hasil investigasi itu didapat melalui metode investigasi saintifik. Hasilnya, tidak ada bukti truk itu mogok karena impedansi medan magnet.
"Ketika semua orang katakan impedansi atau ada medan magnet, ternyata kita temukan bukan," ujarnya di lokasi kejadian, Jumat (21/7) siang.
Wildan menjelaskan, kendaraan yang mogok di tengah rel kereta biasanya karena kesalahan pengemudi. Pengemudi kerap panik saat melintasi rel sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraannya. Salah satunya dalam kasus kecelakaan mobil Elf vs KA di Kroya, Cilacap.
"Contoh kecelakaan Elf di Kroya, ketika semua orang katakan impedansi atau ada medan magnet, ternyata tidak kita temukan. Pengemudi ter-distract oleh teriakan orang di dalam dan di luar sehingga dia salah memasukkan persneling gigi dan mesin mati," jelas Wildan.
ADVERTISEMENT
"Ini menunjukkan bahwa beberapa kasus di perlintasan sebidang ada dua. Pertama terkait violation, pelanggaran kendaraan, [perlintasan] sudah ditutup diterobos. Kedua, eror, dia [sopir] sudah telanjur masuk, mesin mati lalu dia lihat datang kereta," lanjutnya.
Investigator Senior KNKT, Ahmad Wildan. Foto: Dok. Istimewa
Namun, Wildan tidak menampik adanya pengaruh medan magnet yang menyebabkan kendaraan tiba-tiba mogok saat melewati perlintasan kereta meski hal itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
KNKT menerjunkan 3 tim untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan truk vs KA Brantas. Tiga tim itu, yakni tim pengecekan truk tronton, tim pengecekan rel, dan tim koordinasi dengan pihak KAI.
"Nanti ini akan jadi pintu masuk bagi kami agar pemerintah melakukan audit di setiap perlintasan sebidang. Jadi dengan demikian kita bisa memetakan mana yang bisa ditangani dengan low cost improvement mana yang high cost. Artinya gini, mau [membangun] underpass atau flyover atau apa. Tapi kalau low cost, kita akan menangani, menata tindakan manajemen perlintasan bagaimana," kata Wildan.
ADVERTISEMENT