Komisi III soal Polri Gagalkan Peredaran 4,1 Ton Narkoba: Cari Bandar Besarnya!

6 Maret 2025 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri yang mengungkap 6.881 kasus narkotika pada periode Januari-Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, ada 9.586 tersangka ditahan dengan jumlah barang bukti sebanyak 4,1 ton narkoba.
Bila dikonversi ke dalam rupiah, barang bukti tersebut setara dengan Rp 2,7 triliun. Melalui pengungkapan ini, Bareskrim Polri juga telah berhasil menyelamatkan 11.407.315 jiwa.
Sahroni menilai, peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.
“Komisi III mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang berhasil menyapu bersih kasus narkoba di tanah air. Di sisi lain, jumlah sebesar ini juga menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Tapi hasil ini membuktikan bahwa Bareskrim Polri bisa bekerja luar biasa dalam menyelamatkan belasan juta generasi muda” kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (6/3).
Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada menyampaikan keterangan dalam konfrensi pers pengungkapan peredaran gelap narkoba di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/3/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Barang bukti dalam konfrensi pers pengungkapan peredaran gelap narkoba di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/3/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bendahara Umum NasDem ini berharap Polri dapat bekerja sama dengan PPATK untuk menelusuri aliran uang tersebut. Sebab, bandar besar narkoba belum terungkap seperti Fredy Pratama.
ADVERTISEMENT
“Polri dan BNN juga harus selalu gandeng PPATK dalam mengusut kasus narkoba. Ikuti aliran uangnya. Kalau jeli, uang sebesar itu pasti mengalir ke hanya beberapa pihak saja," kata Sahroni.
"Nah mereka-mereka itulah musuh utama kita yang sebenarnya, bandar-bandar besar, seperti Fredy Pratama itu. Negara harus berani perangi bandar besar. Biar terputus rantai supply-nya,” tambah Sahroni.
Fredy Pratama. Foto: Dok. Istimewa
Sahroni menuturkan, dengan pengungkapan sebesar ini, jadi sinyal Indonesia harus serius dalam memerangi narkoba.
“Tapi dari pengungkapan sebesar ini juga menjadi sinyal bahwa negara tidak tunduk pada bandar narkoba. Malah ini sinyal perang kepada mereka. Negara selalu serius dalam memberantas narkoba,” tutup Sahroni.