Komisi IX Minta BPOM Koordinasi dengan Badan Karantina Awasi Anggur Muscat

29 Oktober 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu stan yang menjual anggur shine muscat di Pasar Or Tor Kor Bangkok. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu stan yang menjual anggur shine muscat di Pasar Or Tor Kor Bangkok. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Peredaran anggur Shine Muscat di Indonesia berada di bawah pengawasan Badan Karantina Indonesia. Belakangan, anggur Muscat jadi sorotan setelah adanya temuan bahwa sejumlah sampel anggur impor itu mengandung residu kimia/pestisida di atas ambang aman.
ADVERTISEMENT
Soal peran Badan Karantina Indonesia diungkap anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani. Pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX bersama BPOM, Irma mengungkap isi percakapannya dengan Deputi Bidang Penindakan BPOM, Rizkal, soal anggur Muscat.
Kepada Irma, Rizkal mengatakan bahwa peredaran anggur Muscat bukanlah wewenang BPOM, namun Badan Karantina Indonesia. Irma pun menyampaikan isi percakapannya ini kepada Kepala BPOM Taruna Ikrar yang hadir di RDP.
“Tadi pagi saya baru telepon sama Rizkal karena ada informasi terkait yang namanya anggur Muscat itu, itu nggak boleh masuk ke Indonesia karena banyak bahan kimia berbahaya,” ujar Irma, Selasa (29/20).
“Saya tanya Rizkal, kenapa kok BPOM gak bergerak? ]Kata] Rizkal, itu bukan wilayah BPOM, itu wilayahnya dari karantina,” ungkapnya.
Politisi NasDem, Irma Suryani Chaniago di D'consulate Resto. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Politikus NasDem pun mengaku heran mengapa BPOM tak berkoordinasi dengan Badan Karantina terkait bahayanya anggur berwarna hijau yang manis dan tak berbiji itu.
ADVERTISEMENT
“Bukan itu jawabannya, Rizkal. Jawabannya itu kamu harus berkoordinasi dengan mereka. Kamu koordinasi sama mereka. 'Ya, ini ada begini nih, ini bagaimana nih tindak lanjutnya'. Gitu lho,” tuturnya.
Irma yang dikenal vokal ini meminta BPOM menyingkirkan ego sektoral mereka. Menurutnya, kalau BPOM hanya berada di zona fungsinya sendiri tanpa koordinasi, maka pekerjaannya tak akan berjalan untuk menyehatkan masyarakat.
“Kalau kalian cuma sekadar selalu mengedepankan ego sektoral kalian ya, cuma bicara fungsi kalian sendiri, gak bakal jalan. Gak bakal selesai ya untuk menyehatkan rakyat Indonesia ini, gak bakal selesai,” kritiknya.
Maka, Irma menilai harus ada kolaborasi BPOM dengan badan lainnya dan kementerian-kementerian yang bertanggung jawab menyehatkan masyarakat.
“Kan yang nyehatin Indonesia ini selain Menteri Kesehatan kan ada BPOM, Karantina, kementerian-kementerian lain itu semuanya terkait,” sambungnya.
ADVERTISEMENT

Temuan di Thailand

Mengutip media Nation Thailand edisi 24 Oktober, sebanyak 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang dijual di Bangkok dan sekitarnya melebihi batas residu pestisida yang diizinkan. Demikian hasil pengujian di laboratorium.
Thai-PAN (Pesticide Alert Network), bekerja sama dengan Majalah Chalard Sue (Smart Buy), Yayasan Konsumen, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), mengumumkan hasil pengujian residu kimia tersebut.
Tassanee Naen-udorn, editor Majalah Chalard Sue, mengatakan bahwa majalah tersebut telah menerima pertanyaan dan saran dari konsumen mengenai anggur Shine Muscat, yang banyak dipromosikan dan dijual. Konsumen menyampaikan kekhawatiran tentang potensi risiko residu beracun.
Oleh karena itu, majalah tersebut bermitra dengan Thai-PAN untuk menguji anggur tersebut guna mengetahui residu pestisida.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya pengambilan sampel ini, 24 sampel anggur dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok dan sekitarnya pada tanggal 2-3 Oktober, dengan harga berkisar antara 100 hingga 699 baht (Rp 47 ribu hingga Rp 327 ribu) per kilogram.
Sampel-sampel tersebut dikirim ke Laboratorium BVAQ, yang terakreditasi berdasarkan ISO 17025, untuk menganalisis residu pestisida.
"Dari 24 sampel, hanya 9 sampel yang dapat diidentifikasi asal negaranya, yang berasal dari China, sedangkan sisanya tidak memiliki informasi asal," begitu antara lain data yang mereka kumpulkan.