Komnas KIPI soal Autopsi Trio: Tak Ada Blood Clot Usai Divaksin AstraZeneca

28 Juli 2021 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trio Fauqi Virdaus, warga buaran meninggal setelah divaksin Asteazeneca Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Trio Fauqi Virdaus, warga buaran meninggal setelah divaksin Asteazeneca Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hasil autopsi Trio Fauqi Virdaus (22), pemuda yang meninggal dunia usai vaksinasi COVID-19 dengan AstraZeneca, akhirnya dibagikan kepada keluarga pada Selasa (27/7) lalu. Hasil autopsi menunjukkan Trio tidak memiliki komorbid atau penyakit lain, tetapi memang tidak bisa dipastikan apakah kematiannya terkait atau tidak terkait vaksin.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari pun menegaskan tidak ada kejadian pembekuan darah atau blood clot pada Trio. Yakni kejadian yang ditemukan dalam sejumlah kasus kematian pasca vaksinasi AstraZeneca.
“Enggak ada [blood clot]. Enggak ditemuin apa-apa di tempat itu [RS Trio wafat],” kata Hindra kepada kumparan, Rabu (28/7).
Trio Fauqi Firdaus wafat sehari usai divaksin AstraZeneca dan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tak kunjung reda pada Mei 2021. Setiba di rumah sakit, ia sudah dinyatakan meninggal dunia.
Saat itu, Komnas KIPI belum bisa menentukan apakah kematian Trio berkaitan dengan penyuntikan vaksin. Namun ia mengatakan ada laporan pembekuan darah (blood clot) pada Trio.
"Jadi sulit untuk menentukan, ya, mau mengaitkan dengan katakanlah kematian akibat vaksin AstraZeneca. Kan memang sebetulnya yang dilaporkan blood clot. Blood clot kan bisa di otak, paru, perut, dan kaki. Di kaki dan perut biasanya enggak menyebabkan kematian," kata Hindra, Senin (10/5/2021).
ADVERTISEMENT
"Biasanya yang menyebabkan kematian di otak dan di paru. Di paru dia enggak ada tanda-tanda sesak. Di otak [gejalanya] kejang, pusing. Namun gejala AstraZeneca juga ada pusing. Kemudian kejang, kata temen-temennya, kata keluarga enggak ada," imbuh dia.
Hindra kini mengklarifikasi bahwa yang ia maksudkan bukan ada laporan pembekuan darah pada Trio. Melainkan secara umum, penemuan blood clot kerap dilaporkan pada sejumlah kematian pasca vaksinasi AstraZeneca.
“Itu [maksudnya] kalau vaksin AstraZeneca, kematian setelah vaksin dikaitkan dengan blood clot, bukan pada yang bersangkutan. Jadi [saat itu kita pikir] kita mesti nyari nih [penyebab kematiannya]. Karena kalau di Eropa, UK, jurnal mereka itu [ada] kematian [pasca vaksinasi AstraZeneca] disebabkan blood clot,” jelas Hindra.
ADVERTISEMENT
“Nah, sekarang penyebab kematian almarhum [Trio] kan harusnya sama dengan kematian di tempat lain, yang biasanya disebabkan blood clot. Namun setelah dicari enggak ketemu [blood clot] sampai autopsi,” tandas dia.