Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kompolnas Temui Keluarga Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang
30 November 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI, M Choirul Anam dan Supardi Hamid, mendatangi rumah keluarga Gamma Rizkynata Oktafansy (17), siswa SMK yang tewas ditembak anggota polisi Aipda Robig Zaenuddin (38), di Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (30/11).
ADVERTISEMENT
Ayah korban, Andi Prabowo, menemui perwakilan Kompolnas tersebut. Selain Kompolnas dalam pertemuan tertutup tersebut juga hadir Wakapolres Sragen Kompol Muhammad Syuhada dan seorang tokoh setempat.
Choirul Anam mengatakan kedatangannya untuk mengumpulkan data-data terkait kasus penembakan oleh polisi di Semarang tersebut. Ia menyebut proses itu sudah dimulai Kompolnas selama beberapa hari ini di Semarang dengan mendatangi Polda Jateng dan sekolah korban.
“Kami sudah datangi sekolah dan Polda Jateng. Sekarang di rumah keluarga korban. Dari situ kami mendapatkan banyak informasi dan berbagai kejadian dan perspektif yang kami dapatkan," ujar Anam.
Selain itu, Anam menyebut pihaknya juga telah menemui tim penyidik Polrestabes Semarang dan Propam Polda Jateng. Kompolnas memastikan kasus ini akan diselesaikan secara profesional.
ADVERTISEMENT
“Termasuk memastikan informasi yang beredar di publik adalah faktual, salah satu yang penting adalah adanya jejak digital," ucap dia.
Jejak digital, kata dia, akan menjadi bahan bukti untuk memperjelas peristiwa yang menimpa korban. Pihaknya juga memastikan akan mengawal kasus tersebut.
"Ini akan menjadi bahan utama agar peristiwa ini terang benderang dan keadilan bisa ditegakkan, itu juga harapan dari keluarga memastikan pengawalan kasus,” papar dia.
Anam juga mengingatkan polisi untuk menerapkan sistem peradilan anak dalam memproses kasus tersebut. Polisi mengaitkan kasus ini dengan tawuran yang terjadi di Semarang dengan tersangka sebanyak 4 orang, 3 di antaranya di bawah umur.
“Kami ingatkan, masalah anak-anak harus ditangani dengan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak berhadapan dengan hukum harus mendapatkan perlakuan yang sensitif," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Perwakilan keluarga korban, Subambang, mengapresiasi kedatangan Kompolnas ke rumah keluarga korban. Ia berharap dengan begitu kasus itu bisa diungkap secara transparan dan profesional.
“Langkah itu juga untuk membenahi Polri dan sebagai transparansi menangani penyidikan ini dapat tuntas secara profesional, sehingga kebenaran formal dan material dapat terpenuhi," kata dia.