Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kondisi Kesehatan Permaisuri Jepang saat Lawatan Kaisar Naruhito di Indonesia
19 Juni 2023 14:06 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kaisar Jepang Naruhito melakukan kunjungan luar negeri pertama sejak dirinya naik takhta pada 1 Mei 2019 dan negara tujuan yang dia pilih adalah Indonesia. Momentum bersejarah ini terjadi bertepatan pada peringatan 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang.
ADVERTISEMENT
Naruhito tampak didampingi oleh istrinya, Permaisuri Masako , saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana di Istana Bogor, pada Senin (19/6).
Pasangan yang menikah pada 1993 ini dijadwalkan akan berkeliling ke sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Candi Borobudur di Jawa Tengah, selama tujuh hari. Mereka kemudian akan bertolak menuju Tokyo pada 23 Juni mendatang.
Menjelang kedatangan pasangan itu ke Jakarta, media Jepang NHK pada Jumat (9/6) melaporkan kehadiran Permaisuri Masako pada setiap acara resmi di Indonesia akan bergantung pada kondisi kesehatannya.
Memang, ada apa dengan kesehatan Permaisuri Masako?
Dikutip dari Associated Press, dalam sebuah laporan pada 2019 wanita kelahiran 9 Desember 1963 yang menguasai berbagai bahasa asing ini dikatakan masih memulihkan kesehatan mentalnya.
ADVERTISEMENT
Sejak menikah dengan Kaisar Naruhito dan harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kekaisaran, Permaisuri Masako mengalami stres berat akibat terus-terusan dalam kondisi tertekan. Kondisi mental yang dideritanya dinamakan 'adjustment disorder'.
Pengidap adjustment disorder memiliki kesulitan untuk menyesuaikan diri dalam kondisi tertentu. Mereka dapat mengalami sejumlah gejala seperti stres, sedih, putus asa, depresi, hingga gejala yang berdampak pada kondisi fisik.
Dalam kasus Permaisuri Masako, mantan diplomat yang sejak kecil menetap di luar negeri ini mengalami adjustment disorder akibat tekanan berat untuk menghasilkan ahli waris laki-laki. Dia juga harus beradaptasi di keluarga kekaisaran yang berbeda dengan kehidupan dia miliki sebelumnya.
"Situasi di mana saya tidak dapat mengunjungi negara-negara lain selama enam tahun membutuhkan upaya besar bagi saya untuk menyesuaikan diri," kata Permaisuri Masako dalam sebuah konferensi pers pada 2002, seperti dikutip dari Kyodo News.
ADVERTISEMENT
Apalagi, Permaisuri Masako sempat mengalami keguguran. Delapan tahun setelah mengalami peristiwa traumatis itu, dia dan Kaisar Naruhito akhirnya dikaruniai anak semata wayangnya, Putri Aiko.
Atas kondisi itu, Permaisuri Masako sempat lama tidak muncul di depan publik dan di acara-acara kekaisaran hingga ritual penobatan Kaisar Naruhito digelar.
Pada upacara sambutan pertama Naruhito sebagai Kaisar Jepang yang baru, Permaisuri Masako tampak berada di sisi suaminya. Wanita lulusan Harvard University ini tampak sehat, tersenyum seraya menyambut sekitar 140 ribu orang yang hadir kala itu.
Pasangan ini duduk berdampingan di dalam sebuah mobil terbuka saat parade kekaisaran. Pada gilirannya, Permaisuri Masako terlihat sangat terharu dan menyeka air mata dengan sapu tangan.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran, Permaisuri Masako mengaku sangat berterima kasih dan bersyukur atas segala dukungan yang diberikan Kaisar Naruhito kepadanya.
Permaisuri Masako pun berharap, dirinya dapat meningkatkan kesehatannya sehingga dapat memberikan lebih banyak dukungan terhadap suaminya.
"Saya berharap dapat memenuhi tugas saya sebagai Permaisuri, sambil berusaha untuk lebih meningkatkan kesehatan saya sehingga saya dapat membantu Yang Mulia dan bekerja untuk kebahagiaan rakyat, bersama dengan beliau," bunyi pernyataan itu.
Para dokter yang menangani Permaisuri Masako menyambut baik pencapaian itu sebagai tanda positif. Mereka mengatakan, Permaisuri Masako dapat memperluas kegiatannya dan mengembalikan kepercayaan dirinya sedikit demi sedikit.
Hal itu dibantu oleh keinginannya untuk sembuh, sembari merawat anak tunggal mereka, Putri Aiko. Selain itu, sambutan dan dukungan hangat dari masyarakat Jepang juga memberikannya semangat positif.
"Kami percaya bahwa dia dapat mengembangkan aktivitasnya," kata para dokter dalam sebuah pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, mereka menekankan bahwa kehadiran Permaisuri Masako saat upacara penobatan Kaisar Naruhito atau di suatu acara kekaisaran bukan berarti karena dia sudah pulih sepenuhnya.
Itu melainkan adalah suatu bentuk tanggung jawabnya yang kuat sebagai pendamping seorang simbol negara Jepang.
"Tapi dia belum sepenuhnya pulih dan kondisinya naik turun. Dia menjadi lelah setelah acara besar atau setelah serangkaian acara," jelas para dokter.
Pihaknya menambahkan, memiliki ekspektasi yang berlebihan dapat menghambat pemulihan Permaisuri Masako. Sehingga, lanjut mereka, penting bagi Permaisuri Masako untuk melanjutkan perawatannya dan mendapatkan pengertian serta dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
"Kami harap Anda akan terus mendampingi pemulihannya," tutup mereka.
Pendampingan Pemulihan
Pendampingan pemulihan itu tampaknya membuahkan hasil. Permaisuri Masako mendampingi suaminya menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II di London pada September 2022, ini merupakan perjalanan ke luar negeri pertamanya sejak 2015.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kunjungan ke Indonesia merupakan kunjungan resmi kenegaraan pertamanya sebagai permaisuri.
Sementara itu, dalam sebuah artikel di media Jepang FNN edisi 17 Juni, pada 9 Juni saat rencana kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako diumumkan, tim medis yang memantau kondisi kesehatan Permaisuri masuk dalam rombongan kunjungan ke Indonesia.
Namun, menjelang keberangkatan, tim medis ini dikeluarkan dari daftar, diduga karena dinilai tak perlu mendampingi Permaisuri.
Keputusan ini menarik perhatian netizen. Ada yang berpendapat bahwa hal itu adalah pertanda bagus, menunjukkan kondisi kesehatan mental Permaisuri saat ini telah membaik.